Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali meluncurkan Program Praktisi Mengajar untuk angkatan kelima tahun 2024 guna menjembatani kolaborasi antara praktisi dan akademisi di ruang kelas perkuliahan.
 
“Kami berharap kehadiran para praktisi dapat mendorong perguruan tinggi bapak dan ibu dalam menghasilkan proses pembelajaran yang lebih inovatif bagi mahasiswa,” kata Kepala Program Praktisi Mengajar Gamaliel Alexander Emil Waney dalam rilis yang dikeluarkan di Jakarta, Rabu.
 
Pihaknya menilai kolaborasi tersebut dapat menutup kesenjangan kompetensi lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia kerja serta melahirkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berdaya saing.
 
Sejak digelar pada 2022, lanjutnya, Program Praktisi Mengajar telah mencetak lebih dari 30.000 kelas kolaborasi dan melibatkan lebih dari 12.000 praktisi. Sementara itu, jumlah perguruan tinggi yang menjadi Perguruan Tinggi Pelaksana (PTP) dalam Program Praktisi Mengajar angkatan 1 hingga 4 telah mencapai 433.
 
Lebih lanjut ia menerangkan Program Praktisi Mengajar angkatan 5 tahun 2024 mengusung lima tema prioritas dalam pelaksanaannya. Kelima tema prioritas tersebut adalah Digital Economy atau Digital Transformation, Green Economy atau Ekonomi Hijau, Blue Economy atau Ekonomi Kemaritiman, Alat Kesehatan atau Kebijakan Kesehatan, dan Pariwisata.
 
Dengan berfokus pada lima tema tersebut, Program Praktisi Mengajar diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap kerja, baik dari jenjang sarjana maupun vokasi.
 
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi Muhamad Fajar Subkhan menambahkan mahasiswa vokasi sudah seharusnya memiliki keterampilan teknis dan non-teknis yang mumpuni serta siap terjun ke dunia kerja. Adapun linearitas antara ilmu dan keterampilan menjadi hal yang mutlak dan wajib dimiliki oleh mahasiswa vokasi.
 
Sejalan dengan hal itu, ia menyebutkan Program Praktisi Mengajar telah memberikan dampak positif kepada mahasiswa vokasi. Pasalnya, mahasiswa yang ikut kelas kolaborasi banyak mendapatkan tawaran magang, bahkan tawaran pekerjaan di perusahaan asal praktisi.
 
Selain itu, Program Praktisi Mengajar juga memberikan kesempatan bagi dosen dan praktisi untuk menjalin kerja sama, mengingat dunia praktik dan akademik selama ini masih dilihat sebagai sesuatu yang terpisah.
 
Sebagai informasi, kelas kolaborasi antara dosen dan praktisi dapat dilaksanakan mulai 1 Oktober hingga 18 Desember 2024.

Baca juga: Kemendikbudristek: Praktisi Mengajar jembatani pendidikan dan industri
Baca juga: Kemendikbudristek dan 227 perguruan tinggi dukung Praktisi Mengajar

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024