Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyebut prajurit-prajurit TNI yang tergabung dalam batalyon infanteri penyangga daerah rawan (yonif PDR) dibekali ilmu pertanian dari Universitas Pertahanan.

Maruli menyebut bintara-bintara yang mendapatkan materi khusus itu nantinya bertugas dalam kompi-kompi produksi pangan yang merupakan bagian dari yonif PDR di Papua.

“Ada (pembekalan) dari Universitas Pertahanan. Ada bintara khusus yang sudah dalam pendidikan militernya, juga menerima materi pertanian,” kata KSAD saat ditemui selepas acara peresmian lima yonif PDR baru Papua di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto pada hari ini meresmikan lima batalyon infanteri penyangga daerah rawan yang dua di antaranya tersebar di Provinsi Papua, dua di Papua Selatan, dan satu di Papua Barat Daya.

Lima batalyon penyangga itu mencakup Yonif 801/Ksatria Yuddha Kentswuri bermarkas di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua; Yonif 802/Wimane Mambe Jaya bermarkas di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua.

Berikutnya, Yonif 803/Nduka Adyatma Yuddha bermarkas di Kabupaten Boven Digoel di Provinsi Papua Selatan; Yonif 804/Dharma Bhakti Asasta Yudha bermarkas di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan; dan terakhir Yonif 805/Ksatria Satya Waninggap bermarkas di Sorong, Papua Barat Daya.

Lima batalyon itu masing-masing diperkuat oleh 691 prajurit.

Panglima TNI menjelaskan batalyon penyangga itu punya tugas yang spesifik, yaitu mendukung program ketahanan pangan pemerintah.

Oleh karena itu, mereka bakal bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan masyarakat setempat untuk menanam komoditas pangan utama, salah satunya padi.

"Batalyon-batalyon ini di bawah komando daerah militer (kodam), ada Kodam XVIII/Kasuari dan Kodam XVII/Cenderawasih. Batalyon ini punya spesifikasi untuk ada batalyon konstruksi, ada batalyon produksi. Kami akan melaksanakan program pertanian di wilayah Papua dan batalyon-batalyon ini akan membantu," kata Panglima TNI.

Terkait itu, KSAD menjelaskan tidak semua prajurit akan bertani, karena tugas itu dikerjakan prajurit kompi produksi. Batalyon penyangga itu, KSAD melanjutkan, terdiri dari beberapa kompi, yang mengemban tugas masing-masing, termasuk di antaranya menjaga daerah-daerah di Papua yang dinilai rawan.

“Jadi, jangan dianggap menyangga daerah rawan itu hanya untuk kerawanannya, karena mereka sudah dibuat ada kompi-kompinya, ada kompi produksi sehingga nanti mereka membantu daerah-daerah tersebut bisa dalam pertanian, peternakan, dan juga keseharian mereka, apa yang bisa dibantu,” kata Maruli.

Dia menyebut pembentukan yonif penyangga yang bertugas mendukung ketahanan pangan itu juga tindak lanjut dari instruksi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

“Saya kira ini ide Pak Menhan yang sangat luar biasa,” kata KSAD.

Baca juga: Panglima TNI resmikan lima batalyon penyangga daerah rawan untuk Papua
Baca juga: Panglima pastikan prajurit TNI di Lebanon dalam keadaan baik
Baca juga: Kemenhan serahkan 769 alpahankam buatan dalam negeri untuk TNI

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024