Makassar (ANTARA) - Vice Presiden PBB untuk Asia Prof Wing Thye Woo, memberikan kuliah umum bertema “Transforming Sulawesi: Pioneering the Green Transition for Economic Growth, Social Advancement, and Environmental Stewardship" di Unhas, Makassar, Rabu.

Sekretaris Universitas Hasanuddin Prof Sumbangan Baja MPhil PhD, menyambut baik kedatangan Prof Woo untuk membahas lebih lanjut Green Transition Economy, serta membawa ilmu baru untuk para dosen dan mahasiswa Unhas.

“Kami memiliki program riset dan pengembangan yang secara langsung mendukung mitigasi perubahan iklim, inovasi teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan," ujar Prof Sumbangan.

Sementara Vice President for Asia at the United Nation Sustainable Development Solutions Network, Prof Wing Thye Woo membahas perubahan iklim dan bencana alam yang kini merupakan isu penting yang semakin mendapat perhatian global.

Dunia saat ini, kata Prof Woo, menghadapi berbagai krisis yang saling terkait, seperti perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi, ketidaksetaraan sosial, dan konflik geopolitik.

"Dalam pendekatan ini SDGS hadir dalam memberikan pendekatan terpadu untuk mengatasi krisis global dan mendorong dunia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” ujar Prof Woo dalam bahasa Inggris.

Lebih lanjut, Prof Woo menyebutkan hal ini juga menjadi tantangan pada negara Asean yang memiliki keragaman hayati yang kompleks, negara di Asean berupaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga keanekaragaman hayati, sambil tetap mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca juga: Enam dosen Unhas masuk 2 persen ilmuwan paling berpengaruh dunia

“Untuk itu, hadirnya saya di sini untuk mengajak Unhas dalam bekerjasama menciptakan Green Economic dengan Net Zero Emission. Mewujudkan hal tersebut maka perlu efisiensi, dan transisi ke energi terbarukan, saya mengajak Unhas ikut serta dan mengajak untuk mengikuti pembinaan dan pengajaran secara gratis,” ujar Prof Woo.

Dalam waktu dekat ini UN SDSN menjalankan proyek Science Panel Borneo yang merupakan yang mendorong praktik pengelolaan yang berkelanjutan untuk sumber daya alam, termasuk hutan, air, dan lahan pertanian.

“Hasil yang diharapkan dari SP-SEA mencakup rekomendasi tentang mencapai bioekonomi yang masuk akal dan adil, ekonomi hijau, dan jalur finansial yang dapat meningkatkan status sosial ekonomi komunitas yang terpinggirkan sambil melindungi hutan hujan Asia Tenggara sebagai penyangga karbon yang berharga dan pusat keanekaragaman hayati,” jelasnya.

Proyek ini melibatkan LSM, dan masyarakat setempat, dan beberapa Universitas di Indonesia dan Malaysia, adapun Unhas juga akan bergabung dalam proyek ini.

Baca juga: Menteri Pembangunan Inggris kunjungi jejak Alfred Wallace di Maros

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024