Trenggalek, Jatim (ANTARA) -
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek Yohanes Triadi Atmono memastikan distribusi air bersih ke 61 desa terdampak kekeringan tetap dilanjutkan kendati saat ini memasuki musim hujan.
 
"Air bersih terus kami salurkan sesuai permintaan desa yang terdampak kekeringan. Hujan yang mengguyur sebagian wilayah Trenggalek beberapa hari terakhir belum banyak berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih di desa-desa tersebut," kata Triadi di Trenggalek, Jawa Timur, Rabu.
 
Untuk itu, menurut dia, kesiagaan bencana kekeringan kini ditingkatkan. Pasalnya, jumlah desa yang terdampak kekeringan tahun ini lebih banyak ketimbang tahun lalu.
 
"Tahun ini tercatat ada 61 desa yang sudah mengajukan permintaan bantuan air bersih. Jumlah ini lebih banyak ketimbang desa yang mengalami krisis air pada tahun 2023, yakni 56 desa," ujarnya.

Akibat kekeringan di 61 desa  itu, kata dia, sebanyak 29.640 jiwa dari 12.485 kepala keluarga mengalami krisis air bersih.

Baca juga: BPBD Trenggalek distribusikan 122 tangki air bersih 
 
Untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga, petugas telah mendistribusikan sebanyak 730 tangki air bersih dengan kapasitas masing-masing 6 ribu liter.
 
"Selain itu, kami juga telah mendistribusikan 195 terpal, 813 jerigen, 237 tandon, dan 44 tandon lipat," ujarnya.
 
Menurut dia, rata-rata kondisi sumber air di daerah terdampak mengering sehingga tidak lagi bisa diakses warga.
 
Triadi berharap hujan segera turun sehingga kekeringan dapat ditanggulangi.
 
Namun, pihaknya juga mengimbau warga agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
 
"Beberapa waktu lalu memang sempat hujan namun belum bisa menanggulangi kekeringan," katanya.

Baca juga: BPBD Trenggalek pasok bantuan air ke 5 kecamatan terdampak kekeringan
 
Ia menyebutkan wilayah terdampak kekeringan yakni Kecamatan Panggul sebanyak 15 desa meliputi Desa Terbis, Besuki, Ngrencak, Karangtengah, Nglebeng, Kertosono, Banjar, Manggis, Panggul, Tangkil, Wonocoyo, Depok, Bodak, Ngrambingan, dan Gayam. Kecamatan Tugu meliputi Desa Pucanganak, Nglinggis, Dermosari, Ngepeh, Prambon, Winong, Duren, dan Gading.
 
Kemudian Kecamatan Trenggalek meliputi Desa Ngares, Sumberdadi, Karangsuko, Sukosari, Parakan, Dawuhan, dan Kelurahan Tamanan. Kecamatan Pogalan meliputi Desa Ngulanwetan, Pogalan, Gembleb, Ngadirejo, Ngulankulon, Wonocoyo, dan Bendorejo.

Selanjutnya Kecamatan Pule meliputi Desa Tanggaran dan Sukokidul, Kecamatan Suruh meliputi Desa Mlinjon dan Wonokerto, Kecamatan Durenan meliputi Desa Sumberejo dan Gador, Kecamatan Munjungan yakni Desa Ngulungwetan, serta Desa/Kecamatan Watulimo.
 
Wilayah terdampak kekeringan lainnya, lanjut Triadi, adalah Kecamatan Dongko meliputi Desa Pandean, Cakul, Watuagung, dan Ngerdani, Kecamatan Karangan meliputi DesaJatiperahu, Ngentrong, Jati, dan Kayen, Kecamatan Bendungan meliputi Desa Sengon, Srabah, Depok, dan Masaran, serta Kecamatan Gandusari meliputi Desa Wonanti, Ngrayung, Sukorejo, dan Wonorejo.

Baca juga: Sembilan desa di Trenggalek ajukan permintaan suplai air bersih

"Sementara untuk wilayah-wilayah terdampak bervariasi, artinya daerah terdampak tahun lalu belum tentu mengalami kekeringan pada tahun ini. Per hari ini hanya wilayah Kecamatan Kampak yang belum mengajukan bantuan air bersih," ujarnya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024