Beirut (ANTARA) - Israel meluncurkan serangan udara baru ke pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut, pada Rabu pagi setelah mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga.

Sejumlah pesawat tempur melancarkan serangan ke beberapa permukiman di Beirut selatan, termasuk Haret Hreik, Chyah, Choueifat, Er-Rouaiss dan Jamous, menurut seorang reporter Anadolu.

Gumpalan asap terlihat mengepul dari area yang menjadi sasaran.

Sementara itu, tidak ada informasi tentang korban jiwa atau kerusakan.

Serangan tersebut menyusul perintah dari tentara Israel kepada warga sipil untuk mengosongkan gedung-gedung yang diduga digunakan oleh kelompok Hizbullah Lebanon di pinggiran selatan Beirut.

Juru bicara tentara Israel yang berbahasa Arab, Avichay Adraee, menerbitkan peta bersamaan dengan perintah tersebut, yang meminta warga untuk menjaga jarak sedikitnya 500 meter dari lokasi tersebut.

Serangan terbaru itu terjadi tak lama setelah Iran menembakkan sekitar 180 rudal balistik ke Israel di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara kedua musuh bebuyutan di kawasan tersebut.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan serangan tersebut sebagai balasan atas pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan Komandan IRGC Abbas Nilforoshan.

Haniyeh gugur dalam serangan di Teheran pada Juli, sementara Nasrallah dan Nilforoshan meninggal dalam serangan udara di ibu kota Lebanon, Beirut, pekan lalu.

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Iran membuat "kesalahan besar" dengan serangan rudalnya dan "akan membayarnya."

Sejak 23 September, Israel telah meluncurkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang mereka sebut sebagai sasaran Hizbullah di seluruh Lebanon, menewaskan lebih dari 1.073 orang dan melukai lebih dari 2.950 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Pimpinan tertinggi Hizbullah gugur dalam serangan Israel tersebut.

Tentara Israel pada Selasa pagi mengatakan bahwa mereka memulai operasi darat terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon selatan. Hizbullah merupakan sekutu utama Iran.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.600 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan dari kelompok Hamas Palestina pada Oktober tahun lalu.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan eskalasi konflik Gazs ke perang regional yang lebih luas.

Sumber: Anadolu-OANA

Baca juga: Hizbullah laporkan bentrokan langsung pertama dengan pasukan Israel
Baca juga: Presiden Jokowi minta proses evakuasi WNI dari Lebanon disegerakan

Penerjemah: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024