Banda Aceh (ANTARA News) - Enam orang penduduk dari sejumlah desa di enam kecamatan di Kabupaten Bireuen, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), meninggal dunia akibat diare, dan lebih dari 100 orang lainnya dirawat di sejumlah rumah sakit setempat dalam beberapa hari terakhir."Meski beberapa orang meninggal dunia, namun secara bertahap penderita diare sudah berkurang setelah tim kesehatan bekerja ekstra dalam beberapa hari ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NAD, dr HT Anjar Asmara, kepada ANTARA di Banda Aceh, Rabu.Ia menjelaskan, total kasus diare di enam kecamatan di Bireuen, sekitar 220 kilometer timur Kota Banda Aceh itu, sebanyak 148 orang, yang 120 orang diantaranya sudah sembuh dan 22 penderita lainnya dalam perawatan intensif petugas kesehatan di rumah sakit pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) wilayah tersebut."Tiga dari enam orang penderita diare itu meninggal dunia saat dalam perawatan medis, sementara tiga lainnya meninggal dunia saat berada di rumahnya masing-masing," ujarnya.Anjar menyebutkan, kasus diare di Bireuen itu menyerang warga di 72 desa dari total desa di seluruh Bireuen sebanyak 575 desa. "Kasus diare di Bireuen itu tidak termasuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB), namun penanganan kasusnya kita lakukan secara KLB," katanya.Kasus diare dan muntaber itu terjadi sejak 28 September 2006, dengan rata-rata menyerang penduduk usia produktif antara 20 hingga 44 tahun. "Tim kesehatan kabupaten yang dibantu dari provinsi kini bekerja ekstra memberi pelayanan kesehatan secara terpadu kepada masyarakat, terutama terhadap penduduk yang terserang muntaber sejak awal puasa Ramadhan 1427 Hijriyah itu," katanya.Anjar menyebutkan, lebih seratus jiwa penduduk yang terserang diare dan muntaber itu dengan komposisi 61,5 persen pria dan 38,5 persen perempuan.Ia menyebutkan, hingga kini pasokan obat masih mencukupi, karena pihak provinsi telah mengalokasikan sebagai upaya antisipasi jika kasus tersebut terus meluas. Di pihak lain, ia mengimbau, masyarakat untuk tidak mengkonsumsi makanan dan buah-buahan yang tidak sesuai dengan standar kesehatan."Kalau buah-buahan harus dicuci sampai bersih dan es batu juga harus steril atau airnya yang bersih," katanya. Dinas Kesehatan juga telah melakukan kaporisasi terhadap sumur-sumur penduduk di enam kecamatan di Kabupaten Bireuen, demikian Anjar Asmara. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006