Tiga daerah yang dimaksud, yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso, dan Sigi.
Palu (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyatakan tiga kabupaten di daerah ini telah memperoleh registrasi untuk persiapan melakukan kegiatan ekspor komoditas durian ke China.
 
"Tiga daerah yang dimaksud, yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso, dan Sigi," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun, di Palu, Rabu.
 
Ia menjelaskan, standar Good Agriculture Practices (GAP) atau cara budi daya pertanian yang baik telah dipenuhi, begitu pun standar Good Handling Practices (GHP) sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2009 tentang pedoman budi daya buah dan sayur yang baik.
 
Kemudian Permentan Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang penanganan pascapanen produk asal tanaman yang baik, di samping itu persyaratan manajemen, registrasi dan sertifikasi terhadap produk bermutu juga telah dipenuhi.
 
"Mestinya bulan Oktober 2024 Sulteng sudah melakukan ekspor, karena terjadi anomali cuaca berdampak terhadap produksi durian, oleh sebab itu ekspor perdana baru akan dilakukan pada Januari 2025," ujarnya pula.
 
Ia mengemukakan komunikasi antara Pemprov Sulteng dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) hingga kini intensif dilakukan dalam menyiapkan berbagai syarat-syarat diminta Tiongkok.
 
Menurut data Dinas TPH setempat, produksi durian Sulteng pada tahun 2023 mencapai 743.256 kuintal per pohon buah segar dari 1,2 juta lebih pohon yang produktif, dibandingkan 2022 jumlah produksi sekitar 563.256 kuintal per pohon.
 
"Setiap tahun mengalami peningkatan produksi. Untuk kebutuhan ekspor, Sulteng mengirim dua jenis varian yakni Montong dan Musangking," kata Nelson.
 
Secara keseluruhan total tanaman durian di provinsi ini sebanyak 3,7 juta pohon tersebar di 12 kabupaten, yang mana 2,2 juta lebih pohon belum menghasilkan buah kemudian 196.325 pohon telah dilakukan peremajaan atau tanam baru.
 
Kemudian 1.634,29 hektare lahan telah teregistrasi GAP, lalu petani teregistrasi GAP 133 orang, dan tercatat 10 rumah kemas durian di Sulteng.
 
"Secara sistem semuanya sudah siap. Saat ini sedang menunggu proses produksi buah. Pengiriman produk langsung ke negara tujuan berangkat dari Pelabuhan Pantoloan Palu ke China dengan estimasi perjalanan delapan hari," kata dia lagi.
Baca juga: Menko Marves dan Gubernur Sulteng bahas ekspor durian ke China
Baca juga: Pemprov: Volume ekspor durian Sulteng ke Tiongkok capai Rp600 miliar

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024