Jakarta (ANTARA) - Petenis nomor dua dunia Aryna Sabalenka melaju ke perempat final WTA Tour ke-10 berturut-turut setelah mengalahkan unggulan ke-18 Madison Keys 6-4, 6-3 di babak 16 besar China Open.

Juara bertahan US Open, Sabalenka belum pernah kalah sejak perempat final Toronto pada Agustus, dengan catatan kemenangan terbaik pribadinya sebanyak 15 pertandingan.

Sabalenka juga memenangi 15 pertandingan berturut-turut dari Ostrava 2020 hingga Dubai 2021, yang membuatnya meraih gelar Grand Slam pertamanya di Australian Open 2021.

Ia telah memenangi 30 dari 31 set selama rentang 15 kemenangannya, hanya kalah satu set dari Ekaterina Alexandrova di babak ketiga US Open.

"Tetapi di masa lalu saya juga menghadapi banyak hal sulit. Setelah Anda menghadapi hal-hal tertentu, Anda menyadari bahwa itu hanyalah olahraga," kata Sabalenka, seperti disiarkan WTA, Rabu.

"Oke, jika Anda tidak akan memenangi pertandingan ini, apa yang terjadi? Tidak akan ada yang mati. Anda tidak akan mati. Tidak apa-apa. Anda akan mengikuti turnamen lain dan akan mencoba yang terbaik di turnamen berikutnya."

Sabalenka melaju ke perempat final Beijing ketiga berturut-turut dan berusaha mencapai semifinal pertamanya di ibu kota China tersebut. Ia akan menghadapi semifinalis US Open Karolina Muchova atau Cristina Bucsa dari Spanyol.

Sabalenka meningkatkan skor menjadi 4-1 melawan Keys dengan penampilan servis percaya diri yang berhasil meredakan ancaman baseline dari petenis Amerika itu.

Baca juga: Sinner bertemu Alcaraz di final China Open

Serangkaian 10 perempat final berturut-turut Sabalenka merupakan bukti lebih lanjut dari konsistensinya yang luar biasa musim ini.

Dalam 15 tahun terakhir, hanya petenis nomor 1 saat ini Iga Swiatek yang berhasil mencapai perempat final 12 kali berturut-turut tahun lalu, yang berhasil mencatatkan rekor lebih panjang.

Sabalenka menganggap pola pikir yang lebih tenang di lapangan sebagai alasan di balik kemampuannya untuk menjalani pertandingan dengan percaya diri dan pikiran yang jernih.

"Sebelumnya, saya merasa jika saya tidak akan memenangi pertandingan ini, sesuatu yang buruk akan terjadi. Saya akan mati, apa pun itu. Tetapi pikiran-pikiran seperti ini menciptakan semua tekanan itu, semua frustrasi itu, semua hal gila itu," kata Sabalenka.

"Sekarang saya hanya bekerja keras, saya mencoba untuk meningkatkan diri saya setiap hari. Setiap kali saya di lapangan, saya berusaha memberikan yang terbaik."

"Jika Anda memberikan yang terbaik dan tidak memenangkan pertandingan, maka tidak apa-apa. Anda belajar dan berusaha lebih baik di lain waktu," ujar petenis berusia 26 tahun itu.

Konsistensi Sabalenka telah menempatkannya dalam posisi untuk mengejar peringkat satu dunia pada pekan-pekan terakhir musim ini, yang akan mencakup WTA 1000 terakhir musim ini pekan depan di Dongfeng Voyah Wuhan Open dan kejuaraan penutup musim di WTA Finals Riyadh.

Baca juga: Gauff kembali ke perempat final China Open setelah Osaka mundur
Baca juga: Aldila alihkan fokus ke Wuhan usai kandas di China Open

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024