Masyarakat membutuhkan informasi mengenai kinerja satker KLHK. Misalnya, saat terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), publik perlu tahu langkah-langkah yang diambil KLHK dalam aksi nyata
Samarinda (ANTARA) -
​​​​​Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA memberi edukasi mengenai strategi penyajian siaran pers yang efektif kepada 12 satuan kerja (satker) di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) wilayah Kalimantan Timur (Kaltim).
 
Kepala Redaksi Kesra LKBN ANTARA Santoso di Samarinda, Rabu, menekankan pentingnya membangun corong informasi yang efektif bagi KLHK dalam menjalankan tugas pengawasan lingkungan hidup.
 
"Masyarakat membutuhkan informasi mengenai kinerja satker KLHK. Misalnya, saat terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), publik perlu tahu langkah-langkah yang diambil KLHK dalam aksi nyata," kata Santoso pada rangkaian Sosialisasi Pengawasan Koherensi Perencanaan Lingkungan Hidup secara hibrid di delapan provinsi.
 
Untuk menghasilkan siaran pers yang mudah dipahami publik, Santoso memperkenalkan konsep dasar jurnalistik seperti 5W+1H (apa, siapa, kapan, dimana, kenapa, dan bagaimana), serta teknik penulisan piramida terbalik. Ia juga menandaskan pentingnya penggunaan bahasa yang sederhana dan lugas.

Baca juga: KLHK sosialisasi pengawasan koherensi perencanaan lingkungan hidup di 8 provinsi
 
"Hindari bahasa teknis yang sulit dimengerti masyarakat umum. Tulislah dengan jelas, cepat, dan akurat," ucap Santoso.
 
Ia juga menyoroti pentingnya membangun hubungan baik antara satuan kerja KLHK dengan media. "Hubungan yang baik dengan media akan memperkuat peran KLHK di mata publik," ujarnya.
 
Dalam paparannya, Santoso memberikan contoh kasus penanganan karhutla. Publik perlu diberikan informasi yang jelas mengenai upaya yang dilakukan oleh satker KLHK atas peristiwa tersebut.
 
Lebih lanjut ia mengingatkan pentingnya menyajikan informasi secara lengkap dan akurat. "Misalnya, dalam kasus penangkapan ilegal logging, sertakan data yang jelas seperti jumlah kayu yang disita, jenis kayu, dan asal-usulnya," ucap dia. 
 
Santoso juga menyarankan agar siaran pers menghindari penggunaan kalimat pasif dan lebih mengutamakan kalimat aktif. "Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan memberikan kesan yang lebih dinamis," tuturnya.

Baca juga: Menteri LHK: Pemantapan kawasan hutan kawal pembangunan berkelanjutan
 
Terkait dengan frekuensi penyebaran siaran pers, Santoso menyarankan agar satuan kerja KLHK dapat secara rutin menyampaikan informasi kepada media. "Semakin sering memberikan informasi, semakin besar peluang berita tersebut dipublikasikan oleh media," ujarnya.
 
Pada akhir paparan, Santoso mengajak seluruh satker KLHK Kaltim memanfaatkan ANTARA sebagai kanal penyebarluasan informasi.
 
"Silakan kirimkan siaran pers Anda ke kantor ANTARA di Biro Kaltim. Kami siap membantu menyebarluaskan informasi yang akurat dan bermanfaat kepada publik," ujarnya.
 
12 satker KLHK lingkup Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara yang hadir yakni Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Lingkungan Hidup, Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Kalimantan, Kepala BPDAS Mahakam Berau, Kepala BPKHTL Wilayah IV Samarinda, Kepala BKSDA Kaltim, serta Kepala BPHL Wilayah XI Samarinda.
 
Kemudian jua turut serta Kepala Balai Taman Nasional Kutai, Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen LHK Samboja, Kepala Balai Pelatihan LHK Samarinda, Kepala SMK Kehutanan Samarinda, dan Kepala Balai Taman Nasional Kayan Mentara.

Baca juga: KLHK ingatkan pemda pentingnya konsistensi kelola sampah dengan RDF

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024