pendidikan lingkungan hidup di sekolah memiliki peran yang sangat strategis dan krusial
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengatakan bahwa jumlah penerima penghargaan Adiwiyata meningkat sebesar 30,43 persen, dari 552 sekolah pada tahun 2023 menjadi 720 sekolah pada tahun ini.

Sebanyak 720 sekolah tersebut terdiri dari 208 sekolah yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri dari 22 provinsi serta 512 sekolah yang mendapat Adiwiyata Nasional dari 31 provinsi.

"Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Peningkatan ini artinya semakin banyak sekolah yang menerapkan praktik dan perilaku ramah lingkungan di sekolahnya,” kata Alue di Jakarta, Rabu.

Alue mengatakan, praktik baik dan perilaku ramah lingkungan yang dilaksanakan tersebut diharapkan akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.

Dengan capaian dalam hal peningkatan kualitas lingkungan, Alue juga berharap hal itu dapat menjadi dasar percepatan Indonesia untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 serta mempersiapkan bangsa menuju Indonesia Emas tahun 2045 serta karbon netral tahun 2060 atau lebih cepat.

Baca juga: KLHK kenalkan Sekolah Adiwiyata di World Water Forum
Baca juga: KLHK kuatkan peran generasi muda dalam upaya konservasi air


Menurut dia, pada tahun 2024 dan seterusnya akan dilakukan pengembangan di mana akan lebih banyak lagi sekolah tingkat SD atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai SMA atau Madrasah Aliyah (MA) dan sederajat yang menerapkan dan membuat inovasi di dalam mendukung Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).


"Di tengah-tengah tantangan pengelolaan lingkungan hidup yang semakin kompleks, pendidikan lingkungan hidup di sekolah memiliki peran yang sangat strategis dan krusial," katanya.

Pendidikan lingkungan hidup, imbuh dia, tidak hanya sebatas memberikan pengetahuan tentang isu-isu lingkungan tetapi juga menumbuhkan kesadaran sikap peduli, keterampilan, serta perilaku yang merupakan tindakan nyata di dalam menjaga lingkungan.

“Jadi pendidikan lingkungan hidup tidak hanya mengandalkan aspek kognitif tapi juga aspek afektif dan psikomotorik,” ujar Alue.

Baca juga: 52 sekolah di Kota Cirebon sudah dapat penghargaan Adiwiyata
Baca juga: Pemkab Buleleng tetapkan 32 sekolah Adiwiyata


Menurut Alue, dengan membekali siswa pada pemahaman yang komprehensif tentang lingkungan maka dapat menciptakan kader Adiwiyata yang akan menjadi agen perubahan (agents of change) untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

“Pendidikan di sekolah dasar sampai menengah ini adalah kunci perubahan mindset,” tutur dia.

Alue mengingatkan, sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting di dalam mengubah perilaku, membentuk karakter, dan menciptakan generasi penerus bangsa yang peduli terhadap lingkungan hidup.

Pendidikan lingkungan juga dapat berupa proses yang berlanjut atau berkelanjutan terus-menerus sepanjang hayat serta sangat penting untuk masa depan planet bumi.

“Semakin dini kita mulai menanamkan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup semakin besar peluang kita untuk menciptakan dunia yang lebih baik serta lingkungan yang lestari dan berkelanjutan,” kata Alue.

Baca juga: Wamen LHK soroti peran penting sekolah untuk mencapai target iklim
Baca juga: KLHK anugerahkan Adiwiyata untuk sekolah berkomitmen peduli lingkungan


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024