Denpasar (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Denpasar membagikan praktik baik dari konsep pendidikan pada sekolah kejuruan yakni Bekerja, Melanjutkan pendidikan, dan Wirausaha (BMW) kepada sejumlah delegasi mancanegara, dalam gelaran Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024.
 
"Kami mendidik anak-anak kami dengan konsep 'BMW', yaitu Bekerja, Melanjutkan pendidikan, dan Wirausaha, sebagaimana yang tertuang dalam Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional)," kata Kepala SMKN 3 Denpasar, Anak Agung Bagus Wijaya Putra saat menerima kunjungan delegasi GSVI 2024 di Denpasar, Rabu.
 
Agung mengatakan konsep tersebut dinilai berhasil mendidik seluruh siswa yang berjumlah sekitar 1.600 orang sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing.

Baca juga: Kemendikbudristek kemukakan nilai positif MBKM kepada delegasi dunia
 
Meskipun sekolahnya bersifat kejuruan, ia menegaskan pihaknya tidak memaksakan seluruh siswanya untuk terjun langsung ke dalam industri, karena siswa yang berminat untuk melanjutkan pendidikannya juga perlu didorong demi meraih masa depannya.
 
"Dengan penerapan yang berbeda, kami harap anak-anak bisa menemukan tujuan hidupnya, karena sebelum masuk ke sekolah ini, kami telah mengatakan kepada para siswa dan orang tuanya untuk menentukan jalan yang ditempuhnya. Itu semua kami lakukan agar anak-anak bisa menjadi mandiri," ujarnya.
 
Selain konsep "BMW", Agung menyebut sekolah kejuruan yang memiliki empat kompetensi keahlian, yakni hospitality, kuliner, tata busana, dan kecantikan ini juga terbantu dengan transformasi digital pendidikan yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
 
Ia mengaku pihaknya terbantu dengan hadirnya Program Merdeka Mengajar untuk meningkatkan kualitas pengajaran para guru, Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) dan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (Siplah) untuk mempermudah perencanaan dan pembelanjaan sekolah, hingga Rapor Pendidikan sebagai dasar evaluasi dan pengambilan kebijakan sekolah.

Kini, sekolah yang berdiri di atas lahan seluas 3 hektare tersebut memiliki lebih dari 100 mitra industri yang sesuai dengan keahliannya, untuk menjawab kebutuhan link and match antara sekolah dengan industri.
 
"Transformasi digital pendidikan sangat membantu anak-anak, guru, hingga pegawai sekolah untuk meningkatkan layanan pendidikan kepada anak-anak," tutur Anak Agung Bagus Wijaya Putra.
 
Sebelumnya, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM) Kemendikbudristek, Iwan Syahril menjelaskan konsep yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara, dimana pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.
 
"Kita tidak mungkin memanen mangga, jika menanam atau menggunakan metode perawatan biji kopi," kata Iwan (1/10).

Baca juga: RI kenalkan konsep Ki Hadjar Dewantara dukung transformasi pendidikan

Baca juga: Dunia apresiasi transformasi pendidikan Indonesia dalam GSVI 2024
 
Iwan menyebut hal ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar, yang bermakna emansipasi dalam belajar, dimana semangat yang diusung merupakan pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat anak-anak, dengan tenaga pendidik sebagai penuntun.
 
Untuk diketahui, kunjungan ini merupakan bagian dari rentetan kegiatan GSVI 2024, dimana tidak hanya SMKN 3 Denpasar yang dikunjungi, namun juga SDN 9 Padangsambian, SMPN 3, dan SMAN 3 yang seluruhnya berada di Denpasar.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024