New York (ANTARA News) - Para aktivis mulai membaca nama-nama 100.000 orang yang tewas di Suriah di luar markas besar Perserikatan Bangsa Bangsa, Senin, dalam peluncuran sederhana apa yang mereka harapkan akan menjadi protes global.
Selusin warga Suriah-Amerika yang menentang Presiden Bashar al- Assad memulai acara yang lambat di New York Dag Hammarskjold Plaza, satu jam kemudian daripada yang diiklankan di Facebook.
Nama-nama dari 100.000 dari lebih 160.000 orang yang tewas selama tiga tahun perang sipil akan dibaca selama periode 24-jam di kota-kota di seluruh Amerika Utara, Eropa dan di wilayah Suriah, kata mereka.
Para demonstran mengangkat spanduk bertuliskan : "Lebih dari 160.000 tewas di Suriah. Berapa banyak lagi? #100000Names," dengan bendera Amerika Serikat dan Suriah, saat lalu lintas di New York bergemuruh dan beberapa berhenti untuk menonton.
Perbedaan tajam antara China dan Rusia, yang telah memveto empat resolusi mengenai Suriah, dan negara-negara Barat telah melumpuhkan upaya Dewan Keamanan untuk menemukan solusi untuk konflik brutal itu .
Para aktivis mengatakan, mereka memilih lokasi sehingga Dewan Keamanan bisa "melihat hasil-hasil kelambanan mereka."
"Ini sangat menyakitkan bagi kita untuk mengetahui bahwa kita akan bangun besok dan Bashar al-Assad telah menjadi presiden lagi untuk jangka waktu tujuh tahun berikutnya," kata aktivis dan penulis Lina Sergie Attar kepada AFP.
"Orang-orang mati, para pengungsi, mereka yang diperkosa, orang-orang cacat. Semua ini adalah prestasi dari orang ini yang ingin mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sekali lagi dan itulah apa yang kita protes."
Nama-nama korban akan dibagikan dan dibacakan oleh para aktivis dalam pementasan peristiwa serupa di New York, London, Toronto, Chicago, Los Angeles, Berlin, Frankfurt, Paris dan di Suriah, katanya sebagaimana AFP laporkan.
(SYS/H-AK)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014