Jakarta (ANTARA) - Persaingan head to head yang paling menegangkan saat ini akan terjadi ketika Jannik Sinner melawan Carlos Alcaraz di final China Open, Rabu.

Sinner ke final usai memenangkan pertarungan sengit dengan kemenangan 6-3, 7-6(3) atas favorit tuan rumah Buyunchaokete pada Selasa (1/10) malam di semifinal Beijing.

"Ini akan menjadi pertandingan yang sulit. Kami saling mengenal dengan sangat baik sekarang, tetapi setiap pertandingan berbeda, jadi situasi di lapangan juga sedikit berbeda dari dua pertandingan terakhir. Tapi mari kita lihat," kata Sinner, dikutip dari laman resmi ATP, Rabu.

"Saya senang bisa kembali ke sini di final. Musim saya berjalan sangat, sangat baik dan bermain di final selalu menjadi momen yang hebat. Saya hanya berharap besok akan menjadi pertandingan yang bagus bagi kami berdua."

Tahun lalu, Sinner mengalahkan Alcaraz di semifinal Beijing dalam perjalanannya mengangkat trofi. Itu adalah bagian dari akhir musim yang luar biasa hingga 2024, ketika petenis Italia itu menjadi petenis pertama dari negaranya yang mengklaim Peringkat No. 1 ATP.

Kali ini saat mereka bertemu di Beijing, Sinner akan membawa kemenangan beruntun 15 pertandingan ke lapangan. Alcaraz pun sedang dalam performa terbaiknya setelah mengklaim delapan pertandingan berturut-turut dan memenangi Roland Garros dan Wimbledon tahun ini.

Sementara itu, pada laga semifinal Sinner perlu bekerja keras untuk menghadapi rival beratnya. Buyunchaokete hanya bermain di satu ajang ATP Tour pekan lalu di Hangzhou, tetapi telah membuktikan dirinya mampu bersaing dengan petenis terbaik di dunia.

"Hari ini adalah pertandingan yang sangat sulit karena saya sama sekali tidak mengenalnya, jadi pada awalnya saya tidak tahu persis apa yang diharapkan. Tetapi kemudian saya mencoba untuk masuk ke dalam ritmenya," kata Sinner.

Baca juga: Gauff kembali ke perempat final China Open setelah Osaka mundur

"Saya merasa seperti set pertama saya bermain tenis dengan baik dan kemudian di set kedua saya sedikit menurunkan intensitas, yang kemudian meningkatkan levelnya. Saya juga memiliki beberapa peluang di set kedua seperti kemarin untuk melakukan break lebih awal."

"Saya tidak dapat memanfaatkannya, jadi saya mencoba untuk tetap bertahan secara mental, yang mana satu set dapat berjalan sangat, sangat cepat, jadi saya senang bisa... kembali ke final di sini," ujar petenis berusia 23 tahun itu.

Sinner hanya butuh satu kemenangan lagi untuk bergabung dengan Novak Djokovic sebagai petenis dalam sejarah turnamen yang berhasil mempertahankan gelar China Open. Namun, Sinner tahu ada rintangan besar, Alcaraz, yang menghalangi jalannya.

Petenis Spanyol itu akan membawa keunggulan head to head 5-4 ke pertarungan mereka. Ini akan menjadi pertemuan kedua mereka di final -- Sinner mengalahkan Alcaraz dalam tiga set untuk memperebutkan trofi Umag pada 2022.

"Tentu saja besok akan sangat berbeda," ujar Sinner.

"Kami saling mengenal dengan sangat baik. Ini akan menjadi pertarungan taktik, tetapi saya menantikannya."

Baca juga: Aldila alihkan fokus ke Wuhan usai kandas di China Open
Baca juga: Sinner ingin terus berkembang meski berada di musim terbaiknya

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024