Batam (ANTARA News) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru. Malaysia, lewat Batam, kembali memulangkan 12 tenaga kerja wanita (TKW) dan bayi laki-laki prematur berusia dua bulan bernama Agus Rezeky. "Ibu bayi, Imas Pupuh (33) merupakan korban pemerkosaan di agen penyalur di Johor Bahru," kata Kepala Dinas Sosial Kota Batam, Anwar Ujang, di Batam, Rabu. Bayi laki-laki berusia dua bulan itu masih dalam perawatan setelah kelelahan menempuh proses perjalanan dari Johor Bahru-Batam. "Usia dalam kandungannya hanya tujuh bulan, karena itu bayi dan ibunya perlu mendapatkan perawatan," kata Anwar. Ke-12 TKW itu berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mereka dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Johor Bahru, tetapi setelah bekerja selama beberapa bulan tidak menerima gaji dan mendapat perlakuan kurang manusiawi dari agen dan majikan. Mereka dikirim oleh beberapai perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) melalui Jakarta ke Batam sebelum ke Johor Bahru. Mereka yang dipulangkan Selasa sore (3/10) melalui Pelabuhan Fery Internasional Batam Center terdiri atas perempuan berusia 18 hingga 48 tahun. "Ini permasalahan rutin dan tidak pernah selesai terutama di Batam yang dijadikan pintu gerbang utama ke luarmasuk TKI-TKW di wilayah barat Indonesia," kata Anwar. Sebelum dipulangkan mereka mengalami penyiksaan dari majikan maupun agen penyalur di Johor Bahru dan tidak mendapatkan gaji. Ketika dalam sekapan, seorang TKW nekat meloncat dari lantai pertama setelah tidak tahan menerima siksaan dari agen penyalur. Dian Elvina (25), TKI asal Banjarnegara yang nekat meloncat dari kantor agen penyalurnya. Ia menerangkan, pernah sepekan bekerja sebagai PRT di Taman Setsa Indah, kemudian sakit demam dan dirawat selama dua minggu. Seusai menjalani perawatan, dirinya dibawa ke agen penyalur. "Setelah sembuh saya tidak lagi diantar ke tempat majikan melainkan dikurung selama dua hari tanpa diberi makan. Saya nekat kabur dengan meloncat dari lantai pertama," kata Dian yang kini harus mengenakan kursi roda akibat patah di bagian pingang dan lutut kakinya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006