"Tanggal pastinya belum tahu, tapi pasti bulan ini," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir usai konferensi pers kemenangan pebalap Rio Haryanto di Jakarta, Senin.
Ali mengaku sistem tersebut sudah berjalan sejak bebebrapa waktu lalu, namun belum dilluncurkan.
"Sudah berjalan sebetulnya, tapi kita akan launching (luncurkan) dalam waktu dekat, jadi Simolek ini mendahului launching," katanya.
Dia menilai Simolek sangat penting untuk memastikan tidak ada penyelundupan gas elpiji, terutama di daerah.
Cara kerja sistem itu, yakni menggunakan "global positioning system" (GPS) yang akan memonitor para agen resmi Pertamina.
Data-data agen resmi tersebut sudah masuk sistem yang merekam pasokan gas ke agen.
"Kalau ada peningkatan dramatis, tiba-tiba mengklaim dari 1.000 tabung menjadi 3.000 tabung kan tidak mungkin, kita sudah punya datanya bertahun-tahun, kita bisa cek kebutuhannya," katanya.
Kemudian, konsumen akan dibekali kartu khusus yang digunakan untuk membeli tabung gas, nantinya dari kartu tersebut, konsumen ditentukan bisa atau tidak membeli gas bersubsidi.
Ali menjelaskan Simolek diciptakan untuk mengantisipasi distribusi gas elpiji tiga kilogram yang tidak tepat sasaran karena kondisi ekonomi sangat memungkinkan orang-orang mampu beralih membeli elpiji dari 12 kilogram menjadi tiga kilogram yang diperuntukkan masyarakat kurang mampu.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014