Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Future Health Index yang dilakukan oleh Philips menyebutkan, sebanyak 74 persen pimpinan fasilitas kesehatan (faskes) akan berinvestasi ke kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) generatif dalam tiga tahun ke depan.

“Di Indonesia, sebanyak 74 persen berencana untuk investasi pada AI generatif dalam tiga tahun ke depan, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global (56 persen),” kata Presiden Direktur Philips Indonesia Astri R Dharmawan dalam diskusi bersama media di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan sebagian besar pimpinan faskes, baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) hingga rumah sakit telah menerapkan atau berencana menerapkan AI untuk mendukung keputusan klinis di berbagai layanan rumah sakit.

“Termasuk pemantauan pasien di rumah sakit, perencanaan pengobatan, radiologi, dan pusat kendali klinis dalam tiga tahun ke depan,” ucapnya.

Baca juga: Mediwave Pamerkan Teknologi "Emergency Response" yang Didukung AI dan AR di EMS World 2024

Baca juga: Rumah sakit di Surakarta implementasikan teknologi kecerdasan buatan 


Selain itu, lsebanyak 98 persen para pimpinan perawatan kesehatan Indonesia juga melihat potensi transformatif dari wawasan berbasis data, dan bertekad untuk mengatasi tantangan integrasi data yang dihadapi di rumah sakit.

“Di Indonesia, tiga dari empat pimpinan layanan kesehatan (76 persen) yang disurvei melaporkan bahwa kekurangan tenaga kerja menyebabkan penundaan dalam perawatan pasien merupakan masalah di organisasi mereka, sehingga hampir semua pimpinan yang disurvei juga melihat hasil positif dari layanan perawatan virtual,” tuturnya.

Ia mengemukakan, manfaat dari layanan perawatan virtual mencakup peningkatan kapasitas untuk melayani pasien hingga jadwal kerja yang lebih fleksibel bagi para profesional kesehatan.

“Di masa yang akan datang, para pemimpin layanan kesehatan berkeinginan kuat untuk menjelajahi batas-batas baru dalam kecerdasan buatan (AI) agar dapat menciptakan efisiensi dan wawasan baru,” paparnya.

Menurutnya, untuk memanfaatkan inovasi terbaru termasuk AI, faskes perlu meningkatkan keamanan dan privasi data, serta memberikan lebih banyak transparansi tentang bagaimana data akan digunakan, juga meningkatkan akurasi data.

Selain itu, hasil survei tersebut juga menyebutkan, agar layanan kesehatan tetap berkelanjutan, hampir semua pimpinan faskes sepakat bahwa pengurangan emisi karbon dan dampak lingkungan dari layanan kesehatan harus menjadi prioritas utama bagi organisasi kesehatan (99 persen setuju) dan pemerintah (97 persen setuju).

“Pengadaan yang berkelanjutan, misalnya peralatan yang sirkular, merupakan strategi utama yang saat ini diterapkan oleh para pimpinan layanan kesehatan (51 persen), dan 39 persen berencana menerapkannya dalam tiga tahun ke depan,” kata dia.*

Baca juga: Kabupaten Sumedang Bermitra dengan Docquity untuk Mengatasi Tuberkulosis, Stunting, dan Hipertensi

Baca juga: Riset "Nature": BGM0504 yang Didesain AI dan "Molecular Dynamics" Memiliki Khasiat yang Luar Biasa

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024