Jakarta (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara (BTN) akan membiayai produsen bahan bangunan skala kecil melalui kerjasama dengan produsen semen PT Holcim Indonesia Tbk. "Kita masih memiliki ruang untuk kredit sebesar Rp1,5 triliun," kata Direktur Utama Bank BTN, Kodradi usai acara penandatanganan kerjasama dengan PT Holcim Indonesia Tbk di Jakarta, Rabu. Dalam kerjasama ini Bank BTN akan menyediakan fasilitas kredit untuk pembangunan dan pemilikan rumah sederhana sehat (RSh) serta pembuatan komponen bahan bangunan dari semen. PT Holcim, menurut Ahli Konstruksi Berkekuatan, Devina S.Raditya Jap, telah mempersiapkan lima industri bahan bangunan terbuat dari semen skala kecil yang disebut sebagai "Concrete Product Manufactur" (CPM) di Boyolali, Klaten, Yogyakarta, Bantul, dan Cilacap. Menurut dia, lima CPM sengaja didirikan di lima lokasi untuk memasok kebutuhan bahan bangunan bagi masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa beberapa waktu lalu. Saat ini di Bantul dan Yogyakarta masih membutuhkan 160.000 - 200.000 unit rumah lagi. Terkait hal itu juga telah disiapkan rancangan rumah tahan gempa sesuai rekomendasi ahli gempa Tedy Bun dengan menggunakan bahan yang dipasok CPM serta memenuhi syarat menahan gempa sampai dengan tujuh Skala Richter. Mengenai harga, untuk tipe 36 harganya Rp37-Rp40 juta (konstruksi), sedangkan tipe 54 Rp55 juta serta diperkirakan masih bisa lebih murah lagi. Ditambahkan, lima CPM yang telah beropersi tersebut telah memenuhi persyaratan yakni toko bangunan berskala Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta memiliki lahan untuk produksi. CPM ini difasilitasi pengadaan empat set mesin seharga Rp250 juta untuk menghasilkan sembilan jenis bahan bangunan precast dengan kapasitas 30 sampai 60 rumah. Hanya saja harga yang ditawarkan relatif lebih tinggi dari standar pemerintah sebesar Rp700.000 per meter persegi, sementara mengacu harga bahan bangunan dari CPM sekitar Rp900.000 sampai Rp1 juta per meter persegi. "Tetapi bahan bangunan yang dihasilkan tahan terhadap gempa," kata Devina. Sementara itu, Kodradi menilai CPM ini layak untuk mendapatkan kredit modal kerja Bank BTN meski demikian salah satu syaratnya CPM itu harus memiliki sertifikat tanah sebagai jaminan (agunan). CPM ini termasuk dalam kelompok UKM yang mendapat fasilitas kredit investasi dan modal kerja sampai dengan Rp500 juta. Jadi kalau modalnya Rp100-Rp200 juta sebagai "self financing", 25-30 persen dapat diperoleh dari pembiayaan bank. BTN pada 2006 mengalokasikan kredit modal kerja sebesar Rp1,1 triliun, serta sudah terealisasi sampai September 2006 sebesar Rp950 miliar. Meski tinggal sedikit karena merupakan dana bergulir diperkirakan akan mencukupi untuk membiayai lima CPM.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006