Jakarta (ANTARA) - Attack Batik & Delicate Care memperkenalkan karya istimewa berupa motif batik baru diberi nama “Kirei” untuk memperingati Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober.

Motif ini diciptakan atas kolaborasi dengan Rumah Batik Palbatu, sebuah rumah batik yang memberdayakan penyintas kanker dan tuna rungu.

"Kolaborasi ini sangat membantu kami sebagai perajin batik dalam mengenalkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Apalagi dalam prosesnya kami juga dilibatkan," kata Budi Dwi Hariyanto, Founder Rumah Batik Palbatu dalam siaran pers pada Selasa.

Baca juga: 366 helai batik jadi koleksi museum antropologi terbesar di Austria

Baca juga: Kemenperin sebut industri batik menyerap 200 ribu tenaga kerja


Ia meneruskan, dengan semakin banyaknya masyarakat yang mencintai batik, hal itu diharapkan dapat juga menjadi motivasi bagi para perajin terutama di Rumah Batik Palbatu yang mayoritas adalah warga sekitar, penyintas kanker, dan tuna rungu mengingat membatik telah menjadi sumber mata pencaharian mereka.

Tidak hanya memanjakan mata dengan keindahannya, tetapi juga mengandung makna mendalam serta semangat pemberdayaan masyarakat.Nilai keindahan dan kebersihan digambarkan melalui bunga mawar dan melati serta digabungkan dengan seorang perempuan mengenakan kebaya apik. Terdapat pula simbol komunitas kanker dan tuna rungu untuk menggambarkan perajin dari Rumah Batik Palbatu.

Motif ini terinspirasi dari nilai-nilai Kirei Lifestyle yang mengedepankan keindahan, kebersihan, dan semangat komunitas.

Para perajin memproduksi sebanyak 2.024 kain batik.

"Kao Indonesia senantiasa berinovasi menghadirkan Kirei Lifestyle dimana masyarakat bisa menjalani gaya hidup yang lebih bersih, sehat, indah di lingkungan yang berkelanjutan dalam keseharian. Salah satunya diwujudkan melalui Attack Batik & Delicate Care yang memenuhi kebutuhan dan kebiasaan masyarakat Indonesia, " kata Susilowati, Vice President Marketing Kao Indonesia.

Baca juga: 60 anak penyintas kanker terlibat projek sambut Hari Batik Nasional

Baca juga: Perwakilan anak Indonesia kenalkan batik di ASEAN-China Center

Baca juga: Batik Pelangi perjuangkan hak diagnosis bagi anak berpenyakit langka

 

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024