Lelang amal menjadikan gelaran MotoGP Mandalika di Indonesia berbeda dari gelaran MotoGP di negara lain,
Mataram (ANTARA) - Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Mataram membukukan hasil lelang amal dagangan pendukung atau merchandise MotoGP Mandalika 2024 senilai Rp76 juta.


Kepala KPKNL Mataram Kurniawan Catur Andrianto mengatakan, dagangan pendukung bertanda tangan Jorge Martin yang menjuarai ajang olahraga balapan sepeda motor tersebut laku terjual Rp17 juta.

"Seluruh hasil lelang dipergunakan untuk kepentingan amal," ujarnya di Mataram, Selasa.

Pada 29 September 2024, KPKNL Mataram berkolaborasi dengan InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menyelenggarakan acara lelang di Sirkuit Mandalika.

Jumlah objek lelang ada sebanyak tujuh barang yang terjual dalam waktu kurang dari setengah jam. Hasil lelang sebesar Rp76 juta itu meningkat hampir 17 kali lipat dari nilai limit sebesar Rp4,7 juta.

Kurniawan menuturkan, acara lelang itu menjadikan balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, tampak berbeda dengan ajang serupa di negara lain.

Menurutnya, para penonton tidak hanya sekedar menyaksikan akselerasi balapan sepeda motor berkecepatan tinggi, tetapi juga menumbuhkan kepedulian sosial bagi sesama manusia.

Selain kampanye kepedulian sosial melalui lelang, KPKNL Mataram juga mempromosikan UMKM kepada dunia internasional, serta sosialisasi pengenalan mekanisme lelang kepada publik termasuk aturan terbaru bahwa warga negara asing dapat mengikuti lelang di Indonesia.

"Lelang amal menjadikan gelaran MotoGP Mandalika di Indonesia berbeda dari gelaran MotoGP di negara lain," kata Kurniawan.

Sebanyak tujuh barang yang dilelang oleh KPKNL Mataram adalah kaos bertandatangan pembalap Brad Binder, Jack Miller, dan Augusto Fernandez dari harga Rp200 ribu laku terjual Rp2 juta atau meningkat 10 kali lipat dari nilai limit.

Kemudian, topi bertandatangan pembalap Aleix Espargaro, Brad Binder, Jack Miller, dan Pedro Acosta dari harga Rp100 ribu laku terjual Rp2,35 juta atau meningkat 25 kali lipat dari nilai limit.

Sweater bertandatangan Marco Bezzecchi dan Enea Bastianini dari harga Rp200 ribu laku terjual Rp3 juta atau meningkat 15 kali lipat dari nilai limit.

Selanjutnya, vest bertandatangan Jorge Martin, Franco Morbidelli, Marco Bezzecchi, dan Pedro Acosta dari harga Rp200 ribu laku terjual Rp17jt atau meningkat 85 kali lipat dari nilai limit.

Jaket UMKM Songket Lombok produk Allea Gallery bertandatangan Fabio Di Giannantonio dan Marco Bezzecchi dari harga Rp500 ribu laku terjual Rp5 juta atau meningkat 10 kali lipat dari nilai limit.

Helm bertandatangan Fabio Di Giannantonio dan Marco Bezzecchi dari harga Rp2 juta laku terjual Rp25,5 juta atau meningkat 12,75 kali lipat dari nilai limit.

Lalu, kemeja bertandatangan Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini dari harga Rp1,5 juta laku terjual Rp21 juta atau meningkat 14 kali lipat dari nilai limit.

Lelang diikuti oleh penonton yang salah satunya berasal dari Provinsi Papua, dengan memenangkan vest bertanda tangan Jorge Martin. Bahkan, ada pemenang lelang yang merupakan warga negara Thailand.

Kepala Kantor Wilayah DJKN Bali dan Nusa Tenggara Sudarsono menyampaikan bahwa lelang berlangsung dengan sangat luar biasa, baik dari objek lelang, harga lelang yang terbentuk, maupun antusiasme para penonton dan peserta lelang.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024