Madrid (ANTARA) - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengutuk "pembantaian rutin" yang terjadi di Ukraina dan Timur Tengah, dan mendesak masyarakat internasional untuk tidak terus bungkam.
Sanchez menekankan perlunya menegakkan hukum internasional demi tercapainya perdamaian di kedua kawasan, demikian ujarnya saat berbicara dalam upacara pemberian penghargaan yang diadakan koran La Vanguardia pada Senin.
"Jika masyarakat internasional tetap diam, kami akan semakin bersuara untuk membela hukum dan perdamaian internasional," kata Sánchez.
"Mereka yang membenci demokrasi menindasnya di mana-mana," imbuhnya. "Kita hidup di bawah serangan kebohongan yang tiada henti. Musuh demokrasi tidak menghormati aturan apa pun. Dalam menghadapi tantangan ini, kita harus melangkah maju dan membela demokrasi."
Spanyol adalah salah satu negara Eropa yang memutuskan untuk mengakui Negara Palestina sebagai dukungan bagi proses perdamaian dengan Israel.
Serangan militer Israel terus terjadi di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB mendesak gencatan senjata segera.
Selain itu, sejak 23 September, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon dengan alasan membasmi Hizbullah, yang mengakibatkan tewasnya 1.057 jiwa dan melukai 2.950 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan udara Israel menyebabkan beberapa petinggi Hizbullah tewas, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
Anadolu
Baca juga: PM Sanchez: "Spanyol siap akui negara Palestina"
Baca juga: Pertama kali Israel serang pusat Beirut, 3 pemimpin Palestina tewas
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024