Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak meminta masyarakat, khususnya perempuan untuk lebih berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya kekerasan terhadap perempuan yang seringkali pelakunya berasal dari lingkungan terdekat korban.

"Masyarakat harus lebih berhati-hati, karena pelaku kekerasan, khususnya terhadap perempuan, sering kali berasal dari lingkungan terdekat korban dan orang yang dikenal korban," kata Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA Ratna Susianawati, saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Ratna Susianawati pun mengajak semua perempuan yang mengalami kekerasan, serta seluruh masyarakat yang mendengar, melihat, atau mengetahui kasus kekerasan untuk berani mengungkap kasus tersebut dan dapat melaporkan kasus kekerasan melalui call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 dan WhatsApp 08-111-129-129.

Baru-baru ini terungkap kasus kekerasan dalam berpacaran yang menimpa seorang mahasiswi berinisial D dan diduga dilakukan oleh kekasihnya, F, di Bangkalan, Jawa Timur.

Baca juga: KemenPPPA koordinasi kasus kekerasan terhadap perempuan di Bangkalan


Ratna Susianawati menuturkan bahwa kondisi korban saat ini aman bersama keluarganya dan tetap melanjutkan pendidikan.

"Kami juga akan memastikan korban dapat melanjutkan pendidikannya dan berkuliah seperti biasa. Pendampingan psikologis sedang dilakukan UPTD PPA Bangkalan di Madura, Jawa Timur dan korban mendapatkan pendampingan pelaporan ke kepolisian serta pendampingan visum. Kami juga mengawal kasus hukumnya," katanya.

Saat ini, pelaku F sudah ditahan dan sedang dalam tahap penyidikan.

Ratna menilai bahwa korban kekerasan dalam pacaran seringkali tidak berani melapor karena merasa bingung, takut, dan malu. Padahal, kekerasan dalam bentuk apapun tidak boleh dibiarkan.

Baca juga: Jejak Puan sikapi kasus seksual guru terhadap siswa di Gorontalo

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024