Semua negara Eropa pada saat ini dihadapi dengan masalah itu...

Brussels (ANTARA News) - Jaksa Federal Belgia, Fredereic Van Leeuw, mengangkat keprihatinan pada masalah "orang yang kembali" dari Suriah sementara penyelidikan mengenai kasus penembakan di Brussels merebak.

"Anasir baru dalam penyelidikan ini (mengenai penembakan di Brussels) menarik perhatian sekali lagi pada masalah orang yang kembali, dengan kata lain orang yang pergi ke Suriah untuk ikut dalam perang dan pulang sesudahnya ke negeri kita," kata jaksa tersebut pada Minggu, dalam satu taklimat.

Semua negara Eropa pada saat ini dihadapi dengan masalah itu, katanya. Ia menambahkan fenomena tersebut sesungguhnya memonopoli hampir seluruh unit kontra-teror di kantor jaksa federal dan menuntut sangat banyak kemampuan di dalam lembaga pelaksana hukum Belgia, demikian laporan Xinhua.

Menurut dia, seseorang telah ditangkap pada Jumat (30/5) di Marseille di dalam satu bus dari Brussels. Orang itu, yang menarik perhatian karena seragamnya, memiliki satu revolver, satu Kalashnikov dan banyak amunisi.

Di antara barang pribadinya terdapat pakaian, sepatu dan satu kamera yang dapat mirip dengan yang dipakai dan digunakan oleh pelaku penembakan pada 24 Mei di museum Yahudi di Brussels, sehingga menewaskan empat orang, termasuk dua orang Yahudi, satu warga negara Prancia dan satu pemuda Belgia.

Menurut Pemerintah Prancis, orang yang ditangkap --yang dilaporkan bernama Nemmouche Mehdi dan warga negara Prancis yang berusia 29 tahun-- sudah dikenal di kalangan petugas hukum karena berbagai tindakan yang berkaitan dengan kejahatan terorganisir.

Pada 2008 dan 2009, ia telah dua kali dihukum di Prancis karena melakukan perampokan.

"Ia barangkali menjadi radikal selama beberapa tahun belakangan ini dan diduga telah bergabung dengan kelompok mujahidin yang berperang di Suriah pada 2013," tambah jaksa Belgia tersebut.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014