Teheran (ANTARA News) - Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmed As-Sabah tiba di Teheran pada Ahad (1/6) untuk kunjungan bersejarah guna memperbaiki hubungan bilateral, yang terganggu oleh dugaan campur tangan Iran dalam urusan dalam negeri beberapa negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
Sebagai salah satu anggota GCC --yang juga meliputi Bahrain, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab-- Kuwait telah terlibat pertengkaran dengan Iran sehubungan dengan dugaan campur tangan Teheran dalam urusan dalam negeri di Bahrain, Arab Saudi dan Yaman. Kuwait juga menyatakan negeri tersebut telah melucuti satu jaringan mata-mata Iran di wilayahnya.
Bahrain telah menghadapi kerusuhan sporadis sejak 2011. Negara Teluk itu menuduh beberapa negara, terutama Iran, melatih pemeluk Syiah Bahrain dalam membuat bom dan senjata guna mengganggu keamanan dan kestabilan di negara tersebut.
Iran dan Arab Saudi juga memiliki perbedaan besar mengenai beberapa masalah regional, termasuk situasi di Suriah dan Bahrain, dan program nuklir Iran, demikian laporan Xinhua.
Mengenai Yaman, beberapa laporan media mengatakan pada awal April bahwa negeri itu menuduh Iran mendukung "kaum separatis Yaman Selatan dan gerilyawan di Yaman Utara.
Sejauh ini, Teheran telah berkeras membantah mengenai campur tangan apa pun dalam urusan dalam negeri di negara anggota GCC. Pada Desember lalu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad-Javad Zarif mengunjungi Kuwait untuk menyampaikan pesan "persahabatan" Iran kepada tetangganya di Teluk tersebut.
Kunjungan Emir Kuwait iut dilakukan setelah adanya isyarat dari Presiden Iran Hassan Rouhani bagi kerja sama dan hubungan dengan semua negara Timur Tengah, demikian Xinhua melaporkan.
(C003)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014