Seoul (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa memperingatkan bahwa Korea Utara akan menghadapi akhir dari rezimnya jika mencoba menggunakan senjata nuklir.
Ia memperingatkan Korut bahwa tindakan tegas dan kuat kemungkinan akan diambil oleh Korsel melalui aliansi dengan Amerika Serikat.
Yoon menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidatonya saat memperingati ulang tahun ke-76 Angkatan Bersenjata Korsel, seiring dengan ancaman nuklir Korut yang semakin intensif. Bulan lalu, Korut untuk pertama kalinya mengungkapkan fasilitas pengayaan uranium kepada publik.
“Militer kami akan segera membalas provokasi Korea Utara berdasarkan kemampuan tempur yang kuat dan posisi kesiapan yang solid,” kata Yoon dalam upacara peringatan di Pangkalan Udara Seoul di Seongnam, tepat di selatan ibu kota.
“Hari itu akan menjadi akhir rezim Korea Utara," ucaonya.
Yoon mengecam Korut karena mengancam Korea Selatan dengan senjata nuklir, dan, rudal, serta berbagai provokasi, namun mengabaikan penderitaan rakyatnya sendiri.
“Setelah melakukan provokasi yang tercela seperti mengirim balon berisi sampah dan serangan pengacauan GPS, mereka kini melangkah lebih jauh dengan mengklaim teori ‘dua negara bermusuhan’, bahkan menyangkal kemungkinan reunifikasi,” katanya.
Yoon mendesak rezim Pemimpin Korut Kim Jong Un agar jangan mengkhayal bahwa senjata nuklir menjamin keamanan negaranya.
Presiden Korsel berjanji untuk membangun militer yang kuat dan memperkuat posisi keamanan berdasarkan aliansi yang kokoh dengan AS, serta kerja sama trilateral bersama Jepang.
"Perdamaian palsu yang didasarkan pada niat baik musuh, hanyalah fatamorgana,” kata Yoon.
Sejarah, katanya menambahkan, telah membuktikan bahwa satu-satunya cara untuk menjaga perdamaian adalah dengan memperkuat kekuatan sehingga musuh tidak berani menantang.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Kecam keras rencana AS, Korut bersumpah akan perkuat armada nuklirnya
Baca juga: Korsel dan AS tingkatkan aliansi berbasis nuklir cegah ancaman Korut
Presiden baru Korsel akan buka pintu dialog dengan Korea Utara
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024