Untuk mengintegrasikan pembelajaran Pancasila, aktivitas para pelajar dan guru bisa menggunakan berbagai macam perangkat ajar, mulai dari sastra, film, serta berbagai produk seni dan budaya lainnya
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan peserta didik kini dapat menggali nilai-nilai Pancasila tidak hanya secara tekstual, tetapi bisa melalui sastra atau film dengan Program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
"Selama lima tahun terakhir Kemendikbudristek menghadirkan P5 untuk memastikan pelajar kita mampu menghayati nilai-nilai Pancasila. Untuk mengintegrasikan pembelajaran Pancasila, aktivitas para pelajar dan guru bisa menggunakan berbagai macam perangkat ajar, mulai dari sastra, film, serta berbagai produk seni dan budaya lainnya," kata Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam siaran Youtube yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Ia menyampaikan hal tersebut untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh setiap 1 Oktober.
Baca juga: Kemendikbudristek tekankan pentingnya P5 hadapi bonus demografi
Para pelajar dan guru, lanjut dia, kini dapat lebih kreatif dalam menggali nilai-nilai Pancasila melalui isu-isu yang relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
"Saat ini para pelajar di Indonesia tidak sekadar mempelajari Pancasila melalui pembelajaran tekstual, tetapi juga terjun langsung ke lapangan. Para guru bisa merancang pembelajaran dengan berbasis pada isu-isu yang menjadi perhatian generasi muda saat ini, seperti lingkungan hidup, permasalahan sosial, bencana alam, dan berbagai isu relevan lainnya," papar Mendikbudristek.
Menurutnya, Pancasila adalah falsafah yang tidak tergantikan sebagai landasan masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Tim kurator pastikan pilihan buku sastra masuk kurikulum sesuai P5
"Sejak proklamasi kemerdekaan, Pancasila telah terbukti mampu melewati berbagai gejolak zaman, melintasi berbagai perubahan besar yang datang, dan terus diwariskan dari generasi ke generasi," ujar dia.
Ia menegaskan sudah menjadi kewajiban bagi rakyat Indonesia untuk memastikan nilai dan semangat Pancasila tetap bertahan, bukan hanya sebagai hafalan, melainkan sebagai sikap hidup yang dipraktikkan oleh seluruh dalam keseharian.
"Dengan metode P5 ini, upaya kita dalam melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul akan selangkah lebih dekat. SDM unggul yang memiliki potensi untuk berkompetisi secara global, menguasai teknologi dan ilmu, serta memiliki karakter yang berlandaskan Pancasila sebagai modal utama dalam menyambut Indonesia Emas 2045," tutur Mendikbudristek.
Baca juga: Kemendikbud: Pendidikan seni dan budaya tak terpisahkan dari Pancasila
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024