Jenewa (ANTARA) - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mendesak agar intervensi militer lebih lanjut di Lebanon tidak dilakukan dan memperingatkan bahwa peningkatan eskalasi akan memperburuk situasi di wilayah tersebut.
Pernyataan Josep Borrell muncul pada Senin (30/9) setelah pertemuan luar biasa para menteri luar negeri Uni Eropa melalui konferensi video untuk membahas eskalasi yang terjadi saat ini di Lebanon, di mana banyak laporan menunjukkan bahwa serangan darat Israel akan segera terjadi.
“Intervensi militer lebih lanjut akan memperburuk situasi secara dramatis dan harus dihindari,” kata Borrell.
“Kami sangat prihatin dengan risiko situasi konflik yang lebih lanjut… dan mendesak semua pihak di kawasan untuk menahan diri demi kepentingan deeskalasi,” sambungnya.
Borrell mendesak agar senjata harus dibungkam dan suara diplomasi harus berbicara serta didengar.
Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang disebutnya sebagai sasaran Hizbullah di Lebanon, menewaskan lebih dari 960 orang dan melukai lebih dari 2.770 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Beberapa pemimpin Hizbullah tewas dalam serangan tersebut, termasuk pemimpin kelompok Hassan Nasrallah.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Gaza yang menewaskan hampir 41.600 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas pada Oktober lalu.
Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Serangan Israel-Hizbullah meningkat, EU serukan gencatan senjata
Baca juga: Borell : Perang Gaza meluas ke Yerusalem, Tepi Barat dan Lebanon
Baca juga: TV Hizbullah: UE tunduk kepada Israel dalam hal daftar hitam
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024