kami menetapkan strategi, inisiatif dan target-target dalam Sustainability Road Map SIG 2030 yang menjadi panduan dalam transformasi menuju industri hijau
Jakarta (ANTARA) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG terus berinovasi menciptakan solusi bahan bangunan ramah lingkungan yang sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pembangunan rendah karbon.

“Komitmen kami adalah menjadi bagian dari solusi. Karena itu, kami menetapkan strategi, inisiatif dan target-target dalam Sustainability Road Map SIG 2030 yang menjadi panduan perusahaan dalam transformasi menuju industri hijau dan berkontribusi mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan,” kata Direktur Operasi SIG Reni Wulandari dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Reni menyampaikan melalui penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan secara disiplin, SIG mampu menghadirkan produk inovatif dan rendah karbon yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di tengah situasi global saat ini.

Perseroan mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular untuk menciptakan proses produksi berkelanjutan, salah satunya diwujudkan dalam penggunaan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), limbah industri dan biomassa, yang menggantikan hingga 20 persen penggunaan bahan bakar fosil (batu bara) dalam proses produksi semen.

Melalui inisiatif tersebut, SIG tidak hanya memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak memiliki nilai, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dalam produksi semen.

Baca juga: Rumah BUMN SIG dampingi UMKM kembangkan usaha di Rembang

Baca juga: SIG optimalkan ekosistem digital untuk edukasi penggunaan semen hijau


Reni mengatakan SIG mengambil langkah aktif dalam upaya transisi energi dengan mengimplementasikan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah operasionalnya. Pengaplikasian solar panel dan optimasi gas panas buang melalui Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) menjadi bagian dari strategi SIG untuk mempercepat penurunan emisi karbon.

"Pada tahun 2023, SIG mencatat peningkatan penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif sebesar 1,65 juta ton di seluruh pabrik. Selain itu, SIG berhasil mengurangi emisi GRK dari cakupan 1 sebanyak 4,9 juta ton dibandingkan baseline tahun 2010, serta menurunkan emisi cakupan 2 sebesar 0,15 juta ton. Inisiatif ini mencerminkan dedikasi SIG dalam mendukung agenda perubahan iklim dan membantu membangun dengan lebih baik,” ujar Reni.

Proses produksi semen di pabrik-pabrik SIG juga telah menerapkan sistem plant digitalization untuk optimalisasi dan meningkatkan efisiensi biaya produksi di antaranya melalui penggunaan plant optimizer yang telah diimplementasikan di beberapa pabrik dan akan terus diimplementasikan di pabrik-pabrik lain secara komprehensif.

Teknologi terapan yang dilakukan SIG juga telah menghasilkan produk semen hijau, yang merupakan semen yang diproduksi menggunakan material dan proses ramah lingkungan dengan emisi karbon yang lebih rendah tetapi memiliki kualitas yang setara di kelas peruntukannya.

Semen hijau hasil karya SIG sejauh ini telah menghasilkan penurunan emisi karbon sampai dengan 38 persen per ton semen lebih rendah dibandingkan dengan semen konvensional (OPC).

Sejalan dengan komitmen pengembangan semen hijau, SIG juga memperkenalkan precise-interlock brick yang telah diaplikasikan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Produk tersebut merupakan inovasi produk turunan semen terbaru yang dinyatakan ramah gempa untuk wilayah dengan tingkat seismisitas tinggi (KDS D) oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Dengan kehadiran precise-interlock brick, SIG juga berkontribusi dalam menyediakan hunian berkelanjutan yang layak dan aman bagi masyarakat, dan tentunya mendorong praktik konstruksi yang lebih ramah lingkungan.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, saat ini SIG terus meningkatkan operational excellence dan upaya-upaya untuk mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di setiap tahapan proses produksi untuk percepatan pencapaian target Net Zero Emission 2060.

“Penggunaan energi bersih seperti panel surya diharapkan akan meningkatkan porsi penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target Perusahaan dalam menurunkan intensitas emisi CO2 cakupan 2 yang merupakan emisi tidak langsung dari penggunaan energi listrik seperti tertuang dalam Sustainability Road Map SIG, sehingga mampu meningkatkan kontribusi positif bagi program transisi energi Pemerintah,” ujar Vita.

Baca juga: SIG optimalkan produk UMKM nasional dalam rantai pasok bisnis

Baca juga: Semen Indonesia dukung peningkatan kompetensi tenaga konstruksi di IKN


Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024