NU dipandang mampu mendamaikan."

Jakarta (ANTARA News) - Penjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengajak seluruh Nahdliyin (kader NU) terus menebar kasih sayang dan menjadi juru damai di tengah beragam konflik yang terjadi di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia.

"Yang sering disebut-sebut bisa mendamaikan berbagai konflik ini adalah kelompok yang sering diolok-olok oleh kelompok lain sebagai kelompok Islam tradisional, karena kita ini tidak tatharruf (ekstrem) ke sana, tidak ke sini," ujarnya saat penutupan Rapat Kerja Nasional Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu.

NU, dikemukakannya, mendapat kepercayaan dengan berkali-kali diminta menjadi penengah atau juru damai dalam konflik besar di sejumlah negara yang dipicu oleh perbedaaan paham, keyakinan, serta ketidakadilan ekonomi.

"Karena, kita bertahan pada prinsip tawasuth (moderat) dan itidal (berkeadilan). NU dipandang mampu mendamaikan," katanya.

Terlebih lagi, Gus Mus menyatakan, dengan jumlah jamaah yang mencapai 70 juta orang, maka secara kuantitas NU adalah organisasi terbesar di dunia.

"Jika ada hadits yang menyatakan alaikum bisawadzil adhom, bergabunglah dengan kelompok terbesar, maka mungkin yang dimaksud hadits tersebut adalah kita," ujarnya.

Gus Mus mengatakan, ia sudah bertemu dengan ulama besar Al Azhar, Arab Saudi, Sudan, Syiria, dan dari negara lainnya yang mengakui bahwa prinsip ahlus sunnah wal jamaah NU sangat ideal untuk saat ini.

"Maka, ibu-ibu harus menjaga anak-anaknya. Jangan sampai silau oleh pemahaman Islam yang kelihatan gagah, karena kitalah sesungguhnya organisasi berpemahaman Islam yang paling otentik, yang tawasuth dan itidal. Karenanya, kita adalah pemimpin umat bukan pemimpin sebagian umat," katanya.

Gus Mus mengakui bahwa besarnya kuantitas jamaah NU belum seiring dengan kualitas manajerial organisasi NU.

Namun, diakuinya, hal itu tidak menyurutkan semangat kaum Nahdliyin untuk berkhidmat, mengabdikan diri kepada umat dan bangsa ini.

"Kita belum kunjung ber-jamiyah (berorganisasi) secara total karena kita lahir dari komunitas ulama di berbagai daerah di negeri ini. Saya membayangkan NU menjadi organisasi yang betul-betul organisasi," katanya.

Menurut Gus Mus, pembenahan manajemen organisasi ia lihat telah mulai dilakukan oleh Muslimat NU.

"Saya berharap Muslimat ini sudah mendaahului ber-jamiyah yang sesungguhnya. Kalau ibunya sudah, nanti anaknya ikut," demikian KH Mustofa Bisri. (*)

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014