Jakarta (ANTARA News) - Jika Anda bepergian jauh dan harus pindah-pindah pesawat terbang dengan koper besar di bandara-bandara besar dunia, maka akan cukup merepotkan dan melelahkan karena jarak antar terminalnya yang bisa sangat berjauhan saat ditempuh berjalan kaki.

Kini hal itu bisa ditepis karena seorang petani di Provinsi Hunan, China, bernama He Liang, menawarkan konsep "transportasi dengan bagasi" temuannya, berupa koper bermesin kecil dengan tiga roda di dalam koper itu. Dua roda di bagian belakang dengan as penggerak dan satu roda di depan sebagai roda kemudi.

Bentuk kopernya biasa saja, tetap empat persegi panjang dengan ukuran wajar bagi keperluan sekitar satu pekan bepergian. Yang berbeda dari sisi tampilan luar adalah roda-roda kecil di bagian bawah alias alas koper khusus itu.

Lantaran aksi temuannya itu, He Liang sontak meraih perhatian banyak media massa internasiona layaknya Reuters, the Guardian dan BBC Inggris, Toronto News, China Topix, serta Getty Images. Laman YouTube pun menayangkan

Cukup duduk di atas koper, pegang setirnya, dan mainkan tuas tenaganya, maka koper bermotor listrik itu akan mampu membawa anda hingga kecepatan 20 kilometer perjam sejauh 60 kilometer tanpa perlu diisi ulang lagi baterai lithium ion-nya.

Koper itu, menurut He Liang, mampu membawa dua orang dewasa bersamaan duduk di atasnya sambil melaju.

He memikirkan dan merancang koper khususnya itu sejak 10 tahun lalu. Dia terinspirasi taksi di perkotaan sehingga koper khusus yang belum diberinya nama akan memadukan berkendara dengan sekaligus membawa jinjingan yang cukup besar.

Laiknya koper biasa, koper yang dia buat itu tetap mampu membawa barang-barang bawaan Anda walau berat kosongnya bisa mencapai tujuh kilogram. Umumnya penerbangan di Amerika Serikat saat ini, bagasi cuma-cuma bagi penerbangan internasional adalah 25 kilogram secara total.

Akan tetapi, kegunaan koper itu bukan cuma di dalam lingkungan bandar udara saja, melainkan bisa juga dipakai di lingkungan yang lain.

Bahkan, kantor berita Xinhua melaporkan bahwa He sudah menyiapkan kopernya dilengkapi keping pemantau yang dapat diakses menggunakan alat pemindai posisi global (GPS). Dengan kata lain, sang pemilik dapat segera mengetahui di mana "koper ajaib"-nya berada menggunakan GPS.

He Liang berharap, koper khususnya itu bisa segera menggelinding secara massal segera. Kalau sudah begitu, tinggal masalah regulasi transportasi darat setempat yang akan dhadapinya. (*)

Penerjemah: Ade P. Marboen
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014