Program pasangan Jokowi-JK itu yang sedang ditunggu masyarakat di perdesaan dan pinggiran perkotaan karena masalah infrastruktur jalan sangat memprihatinkan bagi mereka."
Kupang (ANTARA News) - Dekan Fakultas Ekonomi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Nusa Tenggara Timur Thomas Ola Langoday menilai, program pembangunan infrastruktur pasangan capres/cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) paling menyentuh langsung kebutuhan rakyat.
"Inilah adalah program yang sedang ditunggu masyarakat di pedesaan dan pinggiran perkotaan karena masalah infrastruktur jalan sangat memprihatinkan bagi mereka," kata Thomas Ola Langoday, di Kupang, Sabtu.
Dia mengemukakan hal itu ketika dimintai pandangan terkait visi misi dua pasangan capres/cawapres yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di bidang infrastruktur.
Dalam visi misi pasangan Prabowo-Hatta, antara lain tercakup proyek pembangunan MP3EI di enam koridor dengan dana Rp1400 triliun dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Menurut dia, hampir semua analis mengetahui bahwa MP3EI adalah proyek padat modal yang berkontribusi terhadap tingginya angka pengangguran saat ini.
Pada aspek lainnya, MP3EI berkontribusi secara signifikan terhadap membengkaknya pinjaman luar negeri yang terus bertambah dalam sepuluh tahuun terakhir ini.
Dengan demikian, maka kampanye keberpihakan kepada ekonomi kerakyatan yang dilakukan capres Prabowo-Hatta perlu diragukan, katanya.
Dia mengatakan, sepanjang MP3EI dilaksanakan hanya berfokus pada jalan nasional, sementara jalan raya baru di luar jalan nasional belum tersentuh.
Sementara pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), menekankan pada pembangunan jalan baru dan pasar tradisional.
Pasangan yang diusung poros PDI Perjuangan, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI ini berjanji akan membangun infrastrukur antara lain, membangun 2.000 km jalan baru, dan 5000 pasar tradisional, jika terpilih memimpin bangsa ini lima tahun ke depan.
"Program pasangan Jokowi-JK itu yang sedang ditunggu masyarakat di perdesaan dan pinggiran perkotaan karena masalah infrastruktur jalan sangat memprihatinkan bagi mereka," katanya.
Belum lagi terbatasnya pasar tradisional, menyebabkan hasil produksi mereka sulit dipasarkan, kata Thomas Ola Langoday.
Karena itu, dengan adanya pembangunan pasar tradisional dalam jumlah banyak, maka akan memudahkan rakyat memasarkan hasil produksi mereka, katanya.
"Jadi dari aspek rencana pembangunan infrastruktur yang disampaikan dalam visi misi dua pasangan capres ini, maka dapat dikatakan bahwa Prabowo-Hatta lebih berorientasi pada program makro yang padat modal, sementara Jokowi-JK lebih berorientasi pada program mikro yang padat karya," ujar Thomas Ola Langoday. (B017/KWR)
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014