Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dan manfaat `eco-driving` serta memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan praktik mengemudi ramah lingkungan. Terdapat 100 mobil yang digunakan dalam kegiatan ini,"

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyosialisasikan manfaat mengemudi ramah lingkungan (eco-driving) lewat kegiatan "Workshop dan Rally Eco-Driving" yang diikuti 150 peserta.

"Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dan manfaat eco-driving serta memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan praktik mengemudi ramah lingkungan. Terdapat 100 mobil yang digunakan dalam kegiatan ini," kata Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLH MR Karliansyah lewat siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dia berharap agar peserta dapat menyadari pentingnya eco-driving.

"Dengan memahami cara mengemudi yang ramah lingkungan, diharapkan terdapat potensi penghematan bahan bakar minimal 10 persen dari setiap peserta Rally Eco-Drive. Praktik eco-driving mengambil rute kombinasi jalan tol dan bukan tol yang ditempuh dalam waktu sekitar 60 menit diikuti dengan pengukuran konsumsi bahan bakar," kata Karlainsyah.

"Sebagaimana riset, eco-driving terbukti menurunkan konsumsi bahan bakar sekitar 10-20 persen dibandingkan mengemudi biasa. Cara mengemudi ramah lingkungan itu mampu mengurangi tingkat pencemaran udara, mengubah cara mengemudi menjadi lebih nyaman serta mengurangi kecelakaan lalulintas. Program ini mendukung penghematan atau efisiensi penggunaan energi," katanya.

Dia mengatakan tema kegiatan eco-driving tahun ini adalah mendorong penggunaan bahan bakar rendah sulfur.

"Tema ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan penyadaran kepada masyarakat untuk menggunakan dan memilih bahan bakar yang rendah sulfur sebagai bahan bakar yang lebih bersih. Bahan bakar yang lebih bersih tersebut adalah bahan bakar nonsubsidi ataupun bahan bakar alternatif lainnya, seperti bahan bakar gas atau bahan bakar biofuel," kata dia.

"Dengan pengoperasian kendaraan yang lebih ramah lingkungan maka kerusakan komponen kendaraan dan biaya perawatan dapat diminimalkan secara signifikan. Pada akhirnya, setiap penerapan eco-driving secara konsisten akan mendapat keuntungan finansial bagi pelakunya," kata dia.

Program eco-driving, kata dia, telah dilaksanakan di negara-negara Eropa sejak akhir 1980-an seperti di Swiss dan Jerman. Bahkan penerapan kebijakan eco-driving di Swiss diklaim telah menghemat bahan bakar sebesar 1,9 juta liter per tahun.

"Bahkan di beberapa negara Eropa sertifikat eco-driving dijadikan salah satu persyaratan untuk memperoleh surat izin mengemudi," katanya.

(A061/H-KWR)

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014