Paris/Amsterdam (ANTARA News) - Penyerahan pesawat superjumbo Airbus A380 yang pertama, kembali ditunda sedikitnya selama 10 bulan, kata perusahaan induk Airbus, EADS Selasa, yang menimbulkan biaya penundaan menjadi 4,8 miliar ero (6,12 miliar dolar). Pimpinan Airbus yang baru Christian Streiff mengatakan kepada Deutsche Presse-Agentur (dpa), karena masalah yang berlanjut pada kabel elektrik, A380 tidak akan diserahkan kepada pelanggan pertamanya, Singapore Airlines, hingga Oktober 2007. Singapura dijadwalkan akan menerima pengiriman pertama A380 - pesawat komersial terbesar yang pernah dibuat - pada Desember tahun ini. Selain itu, EADS mengatakan jadwal penyerahan yang berubah mengakibatkan 13 pesawat superjumbo akan diproduksi pada 2008, 25 pesawat pada tahun berikutnya, dan 45 pesawat pada 2010, menurut pernyataan pers yang dirilis di Amsterdam. Penundaan kembali itu mengakibatkan biaya total perubahan penyerahan keseluruhan bagi perusahaan yang berupa biaya keterlambatan dan produksi, menjadi 4,8 miliar ero (6,12 miliar dolar) dalam pendapatan, sebelum bunga dan pajak, hingga 2010. Termasuk biaya inventarisasi dan dampak pembayaran dari konsumen, program A380 yang bermasalah itu "akan mengalami pengurangan arus kas bebas kumulatif sebesar 6,3 miliar ero dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya untuk periode itu," kata EADS. Namun penundaan penyerahan yang kini keseluruhannya sekitar 22 bulan, tidak membuat satu pelanggan pun membatalkan pemesanannya, kata Streiff, sebagaimana dilaporkan DPA. "Pelanggan percaya kepada pesawat itu dan berkeinginan untuk membantu kami," kata Streiff. Namun pada Selasa pagi, pimpinan Emirates Airlines, Tim Clark, mengatakan perusahaan penerbangan itu akan mempertimbangkan opsinya setelah Airbus menginformasikan kepada perusahaannya bahwa penyerahan pesawat itu akan ditunda selama 10 bulan lagi. "Ini masalah yang sangat serius bagi Emirates dan perusahaan penerbangan kini akan mengkaji seluruh opsinya," kata Clark dalam sebuah pernyataan. Emirates merupakan pelanggan terbesar A380, yang memesan 43 pesawat udara. Pesawat A380 memiliki kursi penumpang antara 555 dan 800, tergantung konfigurasi pesawat itu. Juru bicara Lufthansa Airlines dari Jerman, Klaus Walther, menggambarkan panjangnya penundaan itu sebagai "mengejutkan". Namun, ia menambahkan, "Sebagaimana sebelumnya, kami yakin bahwa A380 akan sukses," Pada Juni, pengumuman penundaan kedua selama enam bulan dalam penyerahan mengakibatkan hargsa saham EADS melorot, yang mengakibatkan adanya perubahan dalam manajemen Airbus dan EADS. (*)
Copyright © ANTARA 2006