karta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Rabu pagi, melemah 10 poin menjadi Rp9.210/9.215 per dolar AS dibandinglkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.9.195/9.205 per dolar AS. "Melemahnya rupiah hingga ke level Rp9.200 per dolar AS karena pasar kembali memburu dolar AS, setelah Korea Utara menyatakan akan melakukan uji coba pertama Nuklir," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan uji coba nuklir itu membawa pengaruh negatif pasar, karena khawatir Semenanjung Korea akan kembali memanas. Namun, pengaruh negatif itu masih kecil, sehingga koreksi harga terhadap rupiah tidak besar, meski posisi rupiah kembali di posisi Rp9.200 per dolar AS, katanya. Selain itu, menurut dia terpuruknya rupiah juga tertekan oleh pasar saham regional yang cenderung turun seperti indeks Kospi, Korea Selatan melemah 1,2 persen akibat kekhawatiran negara tersebut terhadap rencana Korea Utara yang akan melakukan uji coba nuklirnya. Kemudian indeks S&P/ASX 200, Australia yang juga melemah 0,34 persen, akibat merosotnya harga minyak hingga di level 59 dolar AS per barel, katanya. Rupiah, lanjut Kostaman, sebenarnya cukup stabil di kisaran tersebut antara Rp9.200 sampai Rp9.250 per dolar AS, sejalan dengan keinginan eksportir. Selain itu dolar AS juga menguat terhadap yen, meski indeks Nikkei, naik 0,37 persen. Dolar AS naik menjadi 118,05 dari sebelumnya 117,95 dan euro jadi 150,30 yen dan euro terhadap dolar AS jadi 1.2730. `Kami memperkirakan rupiah akan kembali tertekan pada penutupan sesi sore, karena faktor negatif eksternal diperkirakan akan semakin besar," katanya. Kostaman mengatakan, aktifitas perdagangan di pasar domestik kurang bergairah, karena sebagian besar pelaku masih belum turun ke pasar, mereka menunggu perkembangan lebih lanjut dari program nuklir Korea Utara itu. Apabila program uji coba jadi dilaksanakan, apakah akan menimbulkan protes keras dan memanasnya kawasan Asia itu yang akan mempengaruhi pergerakan mata uang utama negara-negara Asia, katanya. Seiring dengan itu, Bank Sentral AS diperkirakan akan menurunkan suku bunga Fedfun, karena laju inflasi AS akhir-akhir ini makin membaik. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada tahun depan sebesar 50 basis poin yang saat ini dipatok pada 5,25 persen atau menjadi 4,75 persen, demikian Kostaman. (*)

Copyright © ANTARA 2006