... Pemilu Presiden ini peristiwa politik. Jika dianalogikan dengan peristiwa 'Perang Badar' terlalu didramatisir... "Kupang, NTT (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, NTT, Dr Ahmad Atang, mengatakan, tidak relevan menganalogikan Pemilu Presiden pada 9 Juli mendatang dengan peristiwa "Perang Badar".
"Bagi saya, Pemilu Presiden ini peristiwa politik. Jika dianalogikan dengan peristiwa 'Perang Badar' terlalu didramatisir," kata Atang di Kupang, Sabtu, terkait penggunaan istilah "Perang Badar" dalam Pemilu Presiden 2014.
Istilah "Perang Badar" untuk menganalogikan Pemilu Presiden 2014 kali ini pernah dicetuskan mantan Ketua MPR selaku Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional, Amin Rais.
Menurut Rais, Pemilu Presiden kali ini "seperti perang". PAN akan menggunakan mental "Perang Badar" dalam menghadapi Pemilu Presiden ini.
Rais yang juga mantan Ketua Umum PAN itu adalah salah satu penasihat pasangan paket Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Atang menjelaskan, "Perang Badar" dalam sejarah kenabian adalah perang antarmusuh. Tetapi Pemilu Presiden 2014 ini bukan perang.
"Jadi, pernyataan para elit di tengah tensi politik menjelang Pemilu Presiden yang semakin memanas ini hendaknya lebih bijak, agar memberikan pendidikan politik yang baik bagi publik, bukan malah membangun opini yang kontra produktif," katanya.
"Jadi, pernyataan para elit di tengah tensi politik menjelang Pemilu Presiden yang semakin memanas ini hendaknya lebih bijak, agar memberikan pendidikan politik yang baik bagi publik, bukan malah membangun opini yang kontra produktif," katanya.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Sekarang yang perlu dipahami, mengapa Bapak Amien Rais memberikan Statement tersebut kepada Jamaah, hal tersebut dikarena Kader Partai yang tidak satu komando tetapi hanya mementingkan kepentingan "Aji Mumpung" yang merapat pada salah satu calon presiden. Saya secara pribadi menilai apa yang dikatakan oleh Bapak Amien Rais suatu kewajaran apa yang terjadi pada kader partai yang tidak memiliki Mental "Perang Badar" dan tidak memiliki keyakinan.
Sangat naif jika dibilang provokator, apakah anda tau jikalau beliau mengatakan hal tersebut secara umum..?
Seharusnya media harus lebih selektif untuk menayangkan pemberitaan supaya tidak terjadi konflik yang tidak perlu.
Coba anda liat deklarasi KPU semalam di Hotel Bidakara, siapa yang terlihat kaku dan angkuh?sampai sampai wakilnya menoleh ke belakang sambil tersenyum mendengar teriakan pendukung.