Beirut (ANTARA) - Pasukan Israel melancarkan serangan udara Senin (30/9) pagi di area Kola, Beirut, menandai serangan pertama di dalam ibu kota Lebanon sejak konflik dengan Hizbullah dimulai pada Oktober tahun lalu.

Menurut koresponden Anadolu, drone Israel menargetkan apartemen di lantai lima sebuah gedung di jalan yang menghubungkan Beirut dengan Bandara Internasional Rafik Hariri.

Serangan tersebut memicu kebakaran di apartemen, yang kemudian berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran.

Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) kemudian memastikan serangan itu menewaskan tiga pemimpin mereka: Mohammed Abdel Aal, anggota biro politik dan kepala divisi militer serta keamanan; Imad Ouda, komandan militer di Lebanon; dan Abdel Rahman Abdel Aal, yang posisinya tidak diungkapkan.

Menurut surat kabar harian Israel Hayom, tentara Israel mengatakan telah melakukan serangan di Beirut dan menghantam target Hizbullah di Lembah Bekaa, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Selain serangan di Beirut, pesawat tempur Israel kembali melancarkan serangan pada Senin pagi di benteng pertahanan Hizbullah di Beirut selatan, Lebanon selatan, dan wilayah Bekaa, menurut laporan Anadolu.

Laporan dari Lembaga Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) menyatakan bahwa Israel juga melakukan serangan udara di kamp pengungsi El-Buss dekat kota Tyre di Lebanon selatan untuk pertama kalinya.

Hamas mengatakan bahwa Fateh Sharif, komandan kelompok tersebut di Lebanon, beserta istri, anak perempuan, dan anak laki-lakinya, tewas dalam serangan udara tersebut.

Jet-jet tempur Israel juga mengebom pusat Kesehatan Islam di kota Sohmor, Bekaa, dan ambulans segera tiba untuk mengevakuasi korban yang terluka, menurut laporan NNA.

Pada malam hari, pesawat tempur Israel menghantam kota Ebba dan area antara Zebdine dan Choukine di Lebanon selatan.

Serangan udara ini bertepatan dengan kedatangan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot di Beirut pada Minggu malam untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat Lebanon.

Minggu malam, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel di distrik selatan Tyre dan Bint Jbeil menewaskan 21 orang dan melukai 125 lainnya.

Sejak 23 September, Israel telah meluncurkan serangan terluas dan paling intens terhadap Lebanon sejak bentrokan dengan Hizbullah dimulai hampir setahun yang lalu.

Serangan-serangan ini telah menewaskan sedikitnya 916 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan melukai 2.709 lainnya, menurut data otoritas Lebanon.

Kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas meningkat setelah Israel membunuh beberapa pemimpin Hizbullah, terutama Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.

Nasrallah tewas dalam serangan udara Jumat malam, di mana Israel dilaporkan menjatuhkan 85 ton bom di target di lingkungan Haret Hreik, benteng Hizbullah di Beirut selatan.

Kelompok Hizbullah Lebanon dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat memperburuk konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Israel terus gempur Beirut usai serangan mematikan ke markas Hizbullah
Baca juga: PBB khawatir dengan serangan besar-besaran Israel di pinggiran Beirut
Baca juga: Lebanon akan evakuasi RS di Beirut Selatan akibat serangan Israel


Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024