... menangkap ikan dalam ukuran besar dan tertentu saja... "Balige, Sumatera Utara (ANTARA News) - Ikan pora-pora di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, dikhawatirkan terancam punah jika tidak dibudidaya dibarengi pengawasan atas eksploitasi berlebihan dalam penangkapan ikan itu.
"Sebaiknya pemerintah memberikan penyuluhan bagi para nelayan, agar menangkap ikan dalam ukuran besar dan tertentu saja, sehingga perkembangan populasi pora-pora bisa tetap," kata peneliti LIPI, M Dani, saat berkunjung di Balige, Sabtu.
Jika perlu, dapat diterbitkan regulasi untuk menentukan ukuran ikan yang layak ditangkap.
Apalagi, kata dia, saat ini menurut nelayan setempat diduga muncul ikan spesies baru yang menjadi predator pora-pora. Ikan tersebut mereka namai ikan crystal atau ikan kaca, karena bening seperti kaca, berukuran sekitar 1-2 centimeter namun populasinya terlihat sangat banyak.
"Dinas Pertanian dan Perikanan setempat akan kami ajak meneliti untuk menyimpulkan keberadaan ikan pora-pora yang populasinya mulai dikhawatirkan nelayan di daerah ini," ujar Dani.
Marpaung, seorang nelayan dari Desa Lumbanbulbul, Kecamatan Balige, mengaku, selama ini mereka memang menangkap ikan pora-pora dalam berbagai ukuran.
Sebab, kata dia populasi ikan itu sangat banyak di perairan danau Toba, sehingga mereka tidak pernah takut jumlah pora-pora di danau tersebut akan berkurang meski ikan berukuran kecil ikut ditangkap.
Menurut dia, hasil tangkapan ikan pora-pora oleh nelayan setempat bisa mencapai sekitar 20 ton per hari, dengan harga jual berkisar Rp3.000 per kg dalam kondisi basah dan jika sudah diolah atau dikeringkan bisa dijual dengan harga Rp6.500 per kg.
Pewarta: Imran Napitupulu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014