Jakarta (ANTARA News) - Analis Riset PT Valbury Asia Securities memprediksikan pelaku pasar kelihatannya tidak ingin mengakhiri momentum kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) "Pelaku pasar kelihatannya tidak ingin mengakhiri momentum kenaikan Indeks setelah kemarin mengalami menguat signifikan," kata analis Valbury, dalam Market Review & Prediction, di Jakarta, Rabu. Menurut mereka, perkiraan positif yang sangat besar atas turunnya suku bunga (BI-rate) telah menjaga pasar tetap positif dan mendominasi sentimen pasar secara keseluruhan. Pasar sekali lagi telah mengabaikan faktor teknis yang sudah dalam eadaan `overbought` (kelebihan beli) sehingga rawan koreksi, tambahnya. Mereka juga memprediksikan IHSG akan mencoba menembus level tertinggi sepanjang masa di 1.553. Saat ini dukungan eksternal juga positif setelah tadi malam Wall Street ditutup pada rekor tertinggi hingga saat ini. Selain itu, penopang dari kembali turunnya harga minyak pada 58,68 dolar As per barel juga menjadi sentimen positif pasar. Penurunan minyak mentah ini karena produksinya yang surplus 3 persen per hari dan cadangan AS mencapai 324,8 juta barel atau 5 persen lebih banyak dari 2005. Pada penutupan Selasa kemarin, IHSG ditutup naik 8,803 poin atau 0,58 persen menjadi 1.537,710 dan Indeks LQ45 menguat 1,929 poin atau 0,58 persen ke level 336,592. Kenaikan IHSG ini ditopang oleh minat beli yang sangat besar, tertuma terhadap saham-saham kontruksi seperti Adhi Karya (ADHI) Total Bangun Pratama (TOTL) dan Citra Marga Nusaphala (CMNP) diikuti oleh beberapa saham perbankan, diantaranya Bank Bukopin (BBKP), Bank Niaga (BNGA). Selain itu juga ditopang oleh naiknya saham Group Astra, Astra Internasional (ASII), Astra Agro Lestari (AALI) dan United Tractors (UNTR). (*)
Copyright © ANTARA 2006