Denpasar (ANTARA News) - Umat Hindu Dharma di Bali pada Sabtu memperingati hari suci Kuningan, hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan).
Pada hari raya yang dilaksanakan sepuluh hari setelah Galungan tersebut, umat Hindu menghaturkan sesaji di pura atau merajan, tempat suci milik masing-masing keluarga.
Di Denpasar dan sekitarnya, setelah melakukan persembahyangan di tempat suci keluarga, sebagian umat Hindu bersembahyang bersama di Pura Jagatnatha di jantung kota dan Pura Sakenan di Kelurahan Serangan, sekitar 12 km arah selatan Denpasar.
Mengenakan busana adat Bali, umat berduyun-duyun ke Pura Sakenan, tempat suci yang sebelumnya terpisah dengan daratan Pulau Dewata dan kemudian disatukan sehingga lebih mudah dijangkau warga.
Hari Raya Kuningan bertepatan dengan upacara besar (piodalan) di Pura Sakenan. Persembahyangan akan berlangsung sejak pagi hingga sore hari selama tiga, sehari sebelum, pada saat dan sesudah Kuningan.
Panitia dan bendesa adat Serangan mengatur antrean umat yang hendak bersembahyang ke Pura Sakenan supaya peribadatan berjalan lancar.
Pura Sakenan, salah satu Pura "Sad Kahyangan" (pura besar), memiliki "Persada" atau bangunan yang bertingkat-tingkat seperti limas.
Menurut sejarah pura Sakenan dibangun oleh Asthapaka, seorang pendeta Budha yang mengagumi paduan keindahan laut dan daratan.
Sang pendeta merasa tempat itu memiliki kekuatan suci dan sangat baik untuk memuja Tuhan.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014