Jakarta (ANTARA) - Indonesia siap berbagi praktik baik dalam bidang transformasi pendidikan melalui ajang Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024, yang mempertemukan Indonesia dengan 56 peserta dari 20 negara dan sembilan organisasi internasional.

Mengusung tema "Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia," praktik baik Indonesia dalam mengembangkan ekosistem teknologi pendidikan di dalam payung kebijakan Merdeka Belajar di bawah Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi materi diskusi oleh para peserta, dan diharapkan menjadi momentum nasional untuk terus mendorong keberlanjutan transformasi pendidikan.

Baca juga: Kemendikbud: Arsitektur SPBE percepat transformasi digital pendidikan

"Dalam lima tahun terakhir, Indonesia telah mengembangkan berbagai platform dalam ekosistem pendidikan di bawah Kemendikbudristek, khususnya untuk mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek RI Iwan Syahril melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Dalam kurun waktu tersebut, lanjut Iwan, terdapat sejumlah capaian yang menjadi perhatian serta refleksi atas hal-hal yang perlu dioptimalkan.

"Oleh karena itu, pada kesempatan ini, Indonesia akan membuka ruang diskusi bagi para peserta untuk mengkaji bagaimana praktik terbaik di Indonesia dapat diterapkan di negara mereka, dan sebaliknya, praktik terbaik di negara mereka bagaimana dapat diterapkan di Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Guru melek digital jadi kunci transformasi pendidikan Kota Mojokerto

Iwan mengatakan transformasi pendidikan di Indonesia dilakukan melalui adopsi teknologi untuk pembelajaran, yang didukung dengan kebijakan guna mendukung keberlanjutan prosesnya.

Hal ini, kata dia, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekosistem pendidikan terbesar keempat di tingkat dunia, mencakup lebih dari 60 juta murid, serta lebih dari empat juta pendidik yang tersebar di lebih dari 400 ribu sekolah.

"Kompleksitas dan cakupan transformasi ini menjadi salah satu materi yang ingin diketahui oleh para peserta delegasi," ungkapnya.

Gelaran GSVI 2024, menjadi hal yang ditunggu-tunggu pegiat pendidikan dunia. Oleh karenanya, dunia melalui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menunjuk Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam kegiatan yang digelar di Bali pada 1-3 Oktober 2024.

Pimpinan Gateways UNESCO, Mark West mengatakan kerja sama lintas batas ini bertujuan untuk membantu negara maju dan berkembang dalam mengembangkan platform pembelajaran digital yang terbuka bagi masyarakat umum.

"Kami akan mengunjungi Indonesia pada pekan pertama Oktober 2024, untuk mempertemukan perwakilan dari berbagai negara, sehingga mereka dapat melihat dan mempelajari apa yang dilakukan di Indonesia secara langsung," kata Mark.

Baca juga: Kemendikbudristek: Transformasi pendidikan untuk capai Indonesia Emas

Baca juga: Nadiem titip pesan lanjutkan semangat Merdeka Belajar


Sementara itu, Pimpinan Gateways dan Kepala Pusat Inovasi Pembelajaran Global UNICEF, Frank van Cappelle berharap para delegasi dapat mengaplikasikan temuan-temuan dari Indonesia untuk mendukung keberlanjutan transformasi pendidikan di negara masing-masing.

"Kami sangat menantikan (transformasi pendidikan) apa yang terjadi di Indonesia. Kami tidak sabar untuk melihat (Gateways Study Visit) selanjutnya, karena Indonesia merupakan salah satu yang terdepan dalam melakukan transformasi digital. Banyak hal yang dapat kami pelajari dari Indonesia," tutur Frank van Capelle.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024