Shanghai (ANTARA) - Para inkubator dan pengusaha perusahaan rintisan (start-up) global memuji peluang yang dihasilkan oleh luasnya pasar dan lahan inkubasi di China bagi perusahaan rintisan teknologi dalam ajang World Top-Performing Incubator Conference 2024.
Konferensi yang digelar di Kota Shanghai pada 26 hingga 28 September itu menarik hampir 300 proyek inovasi di bidang-bidang mutakhir seperti biomedis, sirkuit terpadu (integrated circuit), dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Konferensi tersebut dihadiri oleh inkubator-inkubator terkemuka dari 10 lebih negara, termasuk China, Amerika Serikat, Kanada, dan Belanda.
Sejun Oh, CEO Huespine, sebuah platform rehabilitasi perawatan kesehatan digital, membawa peralatan keperawatan berbasis AI mereka ke China. Dia berharap dapat menjalin hubungan dengan rumah sakit, perusahaan dan konsumen di China dan optimistis dengan pasar China.
Jorg Kop, direktur pelaksana UtrechtInc, sebuah inkubator perusahaan rintisan yang terhubung dengan universitas, mengatakan bahwa dia berharap dapat memajukan jaringan kerja sama mereka di China dan membantu perusahaan rintisan Eropa memasuki pasar China.
Kop mengungkapkan bahwa China sangat penting bagi perkembangan ekonomi dunia dan Shanghai memiliki vitalitas ekonomi dan juga ide-ide yang fantastis. Dia menambahkan bahwa Kawasan Khusus Lin-gang di Distrik Pudong di kota itu dapat menjadi gerbang yang nyaman bagi perusahaan rintisan untuk memasuki pasar China.
Menurut Zhai Jinguo, wakil direktur Komisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kota Shanghai, Shanghai akan terus membangun sebuah ekosistem inkubasi yang inovatif, menumbuhkan kekuatan produktivitas baru yang berkualitas, serta memberikan dukungan dan jaminan bagi proyek dan tim inovasi ilmiah dan teknologi di Shanghai.
China memiliki lebih dari 700.000 perusahaan dan tim yang terinkubasi. Pendapatan perusahaan yang terinkubasi telah melampaui 1 triliun yuan (1 yuan = Rp2.160).
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024