Seoul (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan mengatakan negaranya bersama China, dan Jepang sepakat untuk bekerja lebih erat guna menyelesaikan perundingan instrumen polusi plastik yang mengikat secara internasional.

“Ketiga negara sepakat untuk secara aktif mengambil bagian dalam negosiasi pengurangan polusi plastik yang akan berlangsung pada November di Busan untuk mencapai kemajuan nyata,” kata Menteri Lingkungan Hidup Kim Wan-sup saat konferensi pers, Minggu.

Komitmen tersebut dibuat setelah para menteri dari ketiga negara tersebut mengadakan pertemuan tingkat menteri selama dua hari di pulau resor Jeju di Korea Selatan pada Sabtu untuk membahas cara-cara meningkatkan kerja sama trilateral dalam berbagai tantangan lingkungan, termasuk polusi plastik, perubahan iklim dan debu kuning.

Putaran kelima dan terakhir pertemuan Komite Negosiasi Antarpemerintah (INC) PBB mengenai polusi plastik dijadwalkan akan diadakan di kota pelabuhan bagian selatan Busan pada bulan November yang bertujuan untuk mengembangkan instrumen yang mengikat secara hukum internasional mengenai polusi plastik.

Ketiga negara juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam mengurangi tingkat debu kuning, khususnya melalui kemitraan dengan Mongolia.

Di sela-sela pertemuan, Menteri Kim mengadakan pembicaraan empat mata dengan rekannya dari China, Huang Runqiu, dan Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Ito Shintaro.

Dalam pertemuan dengan Ito, Kim meminta konsultasi lanjutan antara kedua negara mengenai pembuangan air terkontaminasi yang dilakukan Jepang dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh.

Sedangkan China meminta pihak Jepang untuk segera membentuk sistem pemantauan internasional untuk meredakan kekhawatiran, kata para pejabat.

Sumber : Yonhap

Baca juga: BRIN ingatkan dampak sampah plastik di laut, bisa hanyut hingga Afrika
Baca juga: Kota di Jepang wajibkan penggunaan multibahasa pada aturan sampah


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024