Beirut (ANTARA News) - Prajurit-prajurit Rusia mendarat di Lebanon untuk pertama kalinya sejak 1770-an, dalam sebuah misi untuk memperbaiki jembatan-jembatan yang hancur dalam perang 33 hari Israel dengan pejuang Syiah Lebanon Hizbullah.
Sekitar 150 prajurit zeni angkatan darat mendarat di Bandara Internasional Beirut dengan dua penerbangan dan menurunkan truk-truk dan jeep dari sebuah pesawat barang yang besar, lapor DPA.
Prajurit-prajurit Rusia yang independen dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan itu, yang kini mencapai sekitar 5.200 prajurit dari berbagai penjuru dunia, memasang bendera-bendera Rusia dan Lebanon di kendaraan mereka sebelum mereka meninggalkan bandara Beirut menuju kota pelabuhan Sidon.
Prajurit-prajurit itu akan mendirikan kamp di sebuah daerah dekat Sidon, 25 kilometer sebelah selatan Beirut.
Pasukan zeni Rusia akan mencapai 350 hingga 400 orang ketika prajurit-prajurit tambahan tiba melalui laut Jumat di Jiyeh, sebelah selatan Beirut, ibukota Lebanon, dimana enam jembatan yang dibom Israel akan diperbaiki.
Misi pasukan Rusia itu akan berlangsung antara dua hingga tiga bulan, menurut Kedutaan Besar Rusia di Beirut.
Sekitar 80 jembatan di Lebanon hancur atau rusak berat selama ofensif Israel terhadap negara itu yang dimulai pada 12 Juli setelah Hizbullah menculik dua prajurit Israel dari Lebanon selatan.
Penempatan pasukan itu merupakan yang pertama dilakukan Rusia sejak awal 1770-an ketika Rusia, yang berada di bawah pemerintahan Ratu Catherine Yang Agung, berperang dan mengalahkan pasukan Ottoman dan angkatan laut mendarat di Beirut, kata kedutaan Rusia itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan, prajurit-prajurit zeni angkatan darat itu dikirim sesuai dengan perjanjian antara Moskow dan Beirut.
Sebelumnya pada hari itu sebuah pesawat militer Rusia tiba dengan peralatan yang akan digunakan pasukan untuk memperbaiki jembatan-jembatan yang rusak.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006