Beirut (ANTARA) - Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah yang telah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.

Kantor Mikati dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (28/9) mengatakan bendera akan diturunkan setengah tiang di semua departemen pemerintah, lembaga-lembaga publik, dan kota.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa kantor publik juga akan tutup pada hari pemakaman Nasrallah. Meski demikian, Hizbullah belum mengumumkan tanggal pemakaman.

Pasukan Israel memulai serangan udara besar-besaran di Lebanon pada awal pekan ini, menewaskan ratusan orang dan membuat ribuan orang mengungsi.

Ketegangan semakin meningkat setelah mereka membunuh Nasrallah dan komandan lainnya di Beirut pada Jumat. Pasukan Israel terus mengebom sebagian ibu kota Lebanon pada hari Sabtu.

Nasrallah, yang telah menjadi Sekjen Hizbullah sejak 1992, memainkan peran kunci dalam gerakan perlawanan Lebanon, khususnya dalam melawan pasukan Israel.

Kematian tokoh kunci Hizbullah itu menandai momen penting dalam konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel.

Bagi Hizbullah, gugurnya Nasrallah, menegaskan kembali komitmen kelompok tersebut terhadap misi Sekjen mereka, dan berkata kemartirannya hanya akan memperkuat tekad perlawanan untuk melanjutkan perjuangan melawan musuh Zionis dan membebaskan Palestina.

Sebelumnya, militer Israel mengeklaim telah 'menghabisi' pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah selama operasi yang menargetkan pusat komando Hizbullah yang berlokasi di bawah bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Beirut.

Sumber : Anadolu

Baca juga: NYT: Israel jatuhkan lebih dari 80 bom hanya untuk membunuh Nasrallah
Baca juga: Sedikitnya 1.000 warga Lebanon gugur dihabisi Israel 12 hari terakhir
Baca juga: Hizbullah pastikan gugurnya Hassan Nasrallah akibat serangan Zionis
Baca juga: Israel terus gempur Beirut usai serangan mematikan ke markas Hizbullah

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024