Tadi saya lihat masyarakat menyambut air dengan penuh suka cita, sangat bangga
Jakarta (ANTARA) - Masalah akses air bersih yang selama ini dialami warga Desa Tunabesi, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, kini telah teratasi berkat pemanfaatan sistem pompa air tenaga surya.

Selama bertahun-tahun, warga Tunabesi harus menempuh jarak, yang jauh dan waktu yang lama untuk mendapatkan air bersih.

Sebanyak 2.505 jiwa dari 760 keluarga di desa tersebut seringkali harus berjalan sejauh 2-3 kilometer dan menghabiskan waktu 3-4 jam untuk mengambil air, sebut siaran pers Solar Chapter, yang diterima di Jakarta, Minggu.

"Kami harus pergi ambil air jam 4 pagi, itu pun masih harus mengantri. Siapa yang pergi duluan, berarti timba duluan," sebut Mama Yovita kepada tim Solar Chapter.

Warga juga menambahkan bahwa alternatif membeli air dari tangki pun tidak terjangkau bagi mayoritas warga.

Dengan harga Rp250.000 untuk 5.000 liter dan pendapatan bulanan sekitar Rp300.000, banyak keluarga terpaksa berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih.

Namun, sejak 6 September 2024, dengan adanya sistem pompa air tenaga surya, kini warga Desa Tunabesi dapat dengan mudah mengakses air bersih. Hal tersebut adalah hasil kolaborasi antara masyarakat Desa Tunabesi, Solar Chapter, dan Central Park Neo Soho Group.

Keterlibatan pemerintah desa dalam usaha dan pendanaan proyek tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap fasilitas air bersih yang dibangun, sehingga proyek ini berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Sistem pompa air tersebut dapat mendistribusikan 58.000 liter untuk 1.925 warga, yang ditenagai oleh 18 panel surya dengan total output 9.900 watt-peak.

"Sangat terharu, kerinduan masyarakat akan air bersih sejak lama, tadi saya lihat masyarakat menyambut air dengan penuh suka cita, sangat bangga," ucap Fransiskus Mollo, Kepala Desa Tunabesi.

Solusi itu juga menciptakan desa mandiri energi. Selain menyediakan air bersih, proyek tersebut memberikan pengetahuan tentang perawatan panel surya kepada teknisi lokal di Komite Air.

Beberapa warga ditunjuk sebagai anggota komite dan melakukan iuran bulanan untuk insentif dan perawatan fasilitas air.

"Hal ini adalah langkah nyata dalam mengatasi krisis air bersih yang dihadapi desa-desa di Indonesia dan menjadi model yang dapat direplikasi ke depannya," kata Founder dan Executive Director Solar Chapter Mustika Wijaya.

Baca juga: Sumber air baru yang menyejukkan warga Sumba Barat Daya
Baca juga: Tak ada lagi air mata setelah mata air mengalir di Waiwejak
Baca juga: Kemensos bangun instalasi air bersih untuk pemberdayaan warga di NTT

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024