Nanning (ANTARA) - "Ini terbuat dari kayu jati Indonesia. Jika Anda membeli ukuran besar, Anda bisa mendapat hadiah dua buah ukuran kecil." Di Paviliun Indonesia di ajang China-ASEAN Expo ke-21 yang digelar di Nanning, Guangxi, seorang ekshibitor bernama Yulina Raharjo dengan terampil memperkenalkan produk-produk di stannya dalam bahasa Mandarin kepada para pelanggan yang datang untuk meminta informasi.

China-ASEAN Expo ke-21 digelar pada 24-28 September. Yulina Raharjo pertama kali berpartisipasi dalam pameran tersebut pada 2014, bertugas sebagai asisten sekaligus penerjemah seorang ekshibitor.

Selama 10 tahun terakhir, karier Yulina berkembang menjadi pemimpin sebuah tim yang terdiri dari 10 orang lebih untuk berpartisipasi dalam pameran tersebut. "Dalam dua tahun terakhir, saya berkunjung ke China sekali dalam setahun khusus untuk menghadiri China-ASEAN Expo," tuturnya.


Ruang pameran yang ramai, para ekshibitor yang sibuk, dan beragam produk dari berbagai negara meninggalkan kesan mendalam pada Yulina, yang baru saja tiba di Nanning untuk menempuh studi. Tahun berikutnya, dia kembali mengunjungi China-ASEAN Expo, tanpa menyangka bahwa takdirnya akan berkaitan dengan ekshibitor Indonesia ini selama sembilan tahun ke depan.

"Atasan saya ini sangat yakin akan pasar China dan membawa produk-produk ke China-ASEAN Expo setiap tahun. Kami menjalin kerja sama yang sangat baik, dan selama dia merasa saya melakukan pekerjaan dengan baik, dia terus mengundang saya untuk datang," kata Yulina.

Setelah lulus program pascasarjana pada 2020, Yulina pulang ke Indonesia dan mulai bekerja di bidang logistik. Namun, perjalanannya ke China-ASEAN Expo sempat terhenti selama tiga tahun karena wabah pandemi COVID-19 yang tiba-tiba merebak.

Tahun lalu, Yulina kembali ke pameran tersebut sebagai peserta pameran, mewakili produk-produk kayu yang sangat indah dari ekshibitor Indonesia yang dia temui saat partisipasi keduanya di pameran itu.

Selama 10 tahun terakhir, Yulina juga menyaksikan aspek-aspek "perubahan" dan yang "tidak berubah" dari China-ASEAN Expo.

"Yang tidak berubah adalah selalu banyak ekshibitor dan produk dari berbagai negara. Perubahan yang paling berkesan bagi saya adalah peningkatan sistem manajemen," kata Yulina kepada reporter. Sebelumnya, peserta yang ingin berpartisipasi dalam pameran ini harus mengisi banyak dokumen secara manual dan menunggu persetujuan. Kini, semua itu dapat diselesaikan dengan cepat secara daring.
 
   


Indonesia memiliki sumber daya hutan yang melimpah, dan berbagai dekorasi halus dan indah dari kayu mahoni ini dibanderol dengan harga yang terjangkau. Pada hari kedua China-ASEAN Expo, banyak produk di stan Yulina telah habis terjual.

Selama wawancara ini, Yulina menerima banyak pengunjung profesional yang datang untuk menanyakan tentang cara menjadi agen. Yulina mengaku platform China-ASEAN Expo memungkinkannya mendapatkan kawan-kawan dari berbagai negara, dan kerja sama yang kian erat antara China dan Indonesia serta logistik yang efisien memungkinkannya memulai bisnisnya sendiri dengan sukses.
 

Yulina mengatakan bahwa setelah berpartisipasi dalam China-ASEAN Expo, dia akan kembali bekerja di Indonesia. "Nanning telah banyak berubah dan berkembang semakin pesat. Semakin banyak elemen ASEAN, dan semakin banyak kawan-kawan Asia Tenggara yang datang ke Nanning untuk memulai bisnis. Jika ada kesempatan, saya akan datang lagi tahun depan untuk terus berpartisipasi dalam China-ASEAN Expo," katanya. Selesai


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024