Surabaya (ANTARA) - Teknologi medis terkini dan modern dalam penanganan pasien pengidap tumor dihadirkan sejumlah rumah sakit di Indonesia, salah satunya operasi penanganan tumor hipofise menggunakan metode endoskopi minimal invasif yang dilakukan tim dokter Rumah Sakit Ciputra Surabaya.

Dokter spesialis bedah syaraf RS Ciputra Surabaya dr. Agus Chairul Anab, Sp.BS kepada awak media di Surabaya, Sabtu, menjelaskan tumor hipofise adalah jenis tumor yang tumbuh di kelenjar hipofise, yang terletak di bagian dasar otak yang berperan penting dalam mengontrol fungsi berbagai kelenjar dalam tubuh.

Tanda-tanda pengidap tumor hipofise, antara lain sakit kepala terus-menerus dan penglihatan kabur karena ada syaraf mata yang terdampak.

Menurut dokter ACA, sapaan karibnya, penanganan konvensional untuk tumor ini sering melibatkan operasi besar yang dapat berisiko tinggi bagi pasien serta membutuhkan waktu pemulihan yang lama.

"Siapa pun akan khawatir membayangkan operasi konvensional, terutama di bagian kepala," kata dokter ACA usai memimpin operasi tumor hipofise terhadap pasien asal Kota Batu, Jawa Timur.

Namun, melalui metode endoskopi minimal invasif, pembedahan dapat dilakukan dengan sayatan kecil (key hole) sehingga mengurangi risiko komplikasi, mempercepat proses pemulihan pasien, dan memperoleh hasil klinis yang lebih baik.

Dokter ACA menjelaskan bahwa metode endoskopi minimal invasif memungkinkan tim medis mengakses tumor hanya melalui lubang kecil, seringkali berukuran kurang dari 1-2 centimeter.

"Dengan teknologi ini, tim medis dapat meminimalisasi trauma pada jaringan sekitar otak, mengurangi rasa nyeri pascaoperasi, dan mempercepat waktu pemulihan pasien," jelasnya.

"Selain itu, penggunaan teknologi endoskopi canggih memungkinkan visualisasi yang lebih baik sehingga presisi operasi lebih tinggi. Alat endoskopi yang dipakai di rumah sakit ini teknologi terbaru dari Jerman dan tingkat keberhasilannya di atas 90 persen," tambah dokter ACA dengan menambahkan operasi pengangkatan tumor hipofise berlangsung sekitar 2,5 jam.

Operasi itu ditayangkan secara langsung beberapa kali melalui layar televisi dan disaksikan pihak keluarga pasien Sunarko (54) yang datang dari Kota Batu, Jatim. Tim medis juga sesekali menjelaskan proses operasi yang sedang dijalankan.

Penayangan operasi yang bisa disaksikan pihak keluarga di sebuah ruangan khusus ini sejalan dengan visi RS Ciputra Surabaya untuk terus berinovasi dalam menghadirkan layanan kesehatan berkualitas dan berkomitmen untuk selalu berada di garis depan inovasi teknologi medis di Indonesia.

Dengan dilaksanakannya operasi ini, lanjut dokter ACA, RS Ciputra Surabaya kembali memperkuat posisinya sebagai salah satu pusat rujukan utama di bidang bedah saraf di Indonesia.

"Keberhasilan operasi ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pengembangan teknik-teknik bedah minimal invasif yang semakin memperkecil risiko bagi pasien dan meningkatkan kualitas hidup mereka," tambahnya.

Baca juga: Kelainan syaraf otak bisa ditangani di Surabaya
Baca juga: Pemkot Pekalongan hadirkan instalasi bedah sentral representatif 


Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024