Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengingatkan semua pihak selalu waspada terhadap kemungkinan penyusupan kelompok takfiri di tengah-tengah bangsa Indonesia yang sebagian merupakan korban dari pendidikan agama salah dan memiliki orientasi keliru dari negara lain.

"Khusus kepada Muslimat Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari Ahlussunnah Waljamaah yang terkenal kebesaran jiwa dan tasamuhnya agar waspada kemungkinan penyusupan kelompok-kelompok takfiri," kata Boediono saat membuka Rakenas dan Mukernas Muslimat Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Rabu.

"Saya tidak pernah bosan mengingatkan kita semua bahwa agama Islam adalah agama kasih sayang yang penuh dengan toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan," tambah Wapres.

Hadir dalam acara itu Wakil Menteri Agama Agama Nazaruddin Umar, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj dan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Rakernas dihadiri oleh ratusan jajaran Muslimat NU dari kantor pusat, wilayah dan cabang serta para penanggungjawab dan penggiat perangkat Muslimat NU dari seluruh Indonesia.

Boediono mengingatkan pula agar ibu-ibu harus menjaga anak-anaknya agar tetap berada di jalur tengah sebagaimana diperintah Allah SWT untuk menjadi Umat Tengah (umatan wasathan), umat yang adil, berwawasan, dan tidak ekstrim.

Wapres meyakini hanya dengan toleransi beragama, sikap tasamuh, seimbang, dan berkeadilan, maka Indonesia yang penuh keragaman dapat menjadi negara yang aman, damai dan sejahtera.

"Dengan rekam jejak Muslimat NU dan kekuatan jejaring dan modal sosial yang ada, saya yakin Muslimat NU akan semakin maju, semakin luas kiprahnya baik pada tataran nasional maupun internasional," katanya.

Sebagai bagian dari pembangunan berkeadilan dan berkesetaraan gender, Boediono mencatat, Muslimat NU telah mensosialisasikannya melalui penyampaian ajaran Agama Islam yang mewajibkan untuk memuliakan ibu, melindungi istri dan anak perempuan guna membimbing untuk menuju keluarga sakinah mawaddah dan warrahmah, dan menjadikan sebagai bagian penting dalam mengambil keputusan terbaik bagi keluarga.

Kesejahteraan rakyat termasuk kesejahteraan pekerja perempuan adalah bagian dari tujuan pembangunan nasional yang akan mengangkat harkat dan martabat bangsa.

"Kita menginginkan pekerja perempuan terus ditingkatkan pendidikan dan keterampilan kerjanya sehingga tidak harus merantau jauh dari tanah air untuk menghidupi keluarganya," kata Wapres.

Boediono minta agar Muslimat NU melalui divisi tenaga kerjanya bisa membantu pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut. "Kita tidak ingin melihat negara kita dipandang sekedar sebagai penyedia tenaga kerja wanita tidak terampil," kata Wapres.

"Kita ingin membangun bangsa ini menjadi bangsa yang sanggup menjamin kehidupan seluruh warganya dengan sejahtera sesuai dengan amanat konstitusi kita," kata Boediono.

(A025/A029)

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014