bertujuan membantu pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam kepemimpinan mendatang mencapai pertumbuhan 8 persen
Jakarta (ANTARA) - Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) meluncurkan "Gerakan Tumbuh Bersama 8%" guna mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi sesuai yang ditargetkan pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Ini sebuah inisiatif besar yang bertujuan membantu pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam masa kepemimpinan mendatang mencapai visi dan misi pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen," kata Ketua Umum Repnas Anggawira dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Dia menyampaikan bahwa peluncuran tersebut menandai awal kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat perekonomian nasional melalui pengembangan wirausahawan baru, penyederhanaan regulasi dan memastikan kepastian hukum yang lebih baik di Indonesia.

Ia menekankan pentingnya pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen untuk membawa Indonesia menuju visinya yakni Indonesia Emas 2045.

“Kalau kita hanya bertumbuh 5-6 persen, kita akan kesulitan mencapai Indonesia Emas 2045. Kita harus mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dengan kolaborasi dan inovasi di segala sektor. Di sinilah peran pengusaha muda sebagai agen perubahan sangat penting,” ujarnya.

Baca juga: Repnas harap Dubes jadi pemasar produk UMKM agar tembus pasar global

Baca juga: Repnas sebut pembagian makanan dan susu harus dilakukan bertahap


Anggawira juga menyinggung pentingnya stabilitas politik dan kepastian hukum sebagai kunci untuk menarik lebih banyak investasi.

“Tanpa kepastian hukum yang jelas, kita akan kesulitan menarik investor. Inilah salah satu tugas besar yang harus kita selesaikan agar Indonesia bisa bergerak lebih cepat,” imbuhnya.

Menurutnya, gerakan tersebut menjadi langkah awal yang penting bagi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mencapai visi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Dia berharap dengan kolaborasi lintas sektor, penyederhanaan regulasi, dan perbaikan kepastian hukum, Gerakan Tumbuh Bersama 8 persen dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta membuka peluang lebih luas bagi pengusaha muda di Indonesia.

Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Edy Junaedi menyatakan bahwa pentingnya ekspansi ekonomi ke pasar global.

“Indonesia harus bisa bersaing dengan negara-negara seperti Vietnam, yang telah memangkas banyak hambatan birokrasi untuk menarik investasi asing. Jika kita tidak segera memperbaiki sistem ini, kita akan tertinggal,” tegas Edy.

Menurutnya, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, Indonesia harus fokus pada penyederhanaan regulasi dan memudahkan proses bisnis, terutama untuk menarik investasi asing langsung.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Manajemen Risiko PLN Suroso menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi memerlukan infrastruktur yang solid, khususnya di sektor energi.

Ia menjelaskan bahwa saat ini rasio spesifik kelistrikan Indonesia sudah mencapai 95 sampai 98 persen , namun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, PLN harus mempercepat pertumbuhan infrastruktur kelistrikannya setidaknya sebesar 7,9 persen per tahun.

"Kita perlu memastikan bahwa sektor energi siap mendukung pertumbuhan industri, terutama dengan memfokuskan pada distribusi energi yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Suroso.

CEO Bhumi Varta Technology Martyn Terpilowsky menyoroti bahwa kemudahan berbisnis dan pemangkasan birokrasi adalah hal yang sangat penting untuk menarik lebih banyak investor ke Indonesia.

Menurut Martyn, tidak seharusnya Indonesia kalah bersaing dengan negara-negara yang populasinya jauh lebih kecil seperti Vietnam.

"Negara ini telah berhasil menarik investasi dengan menyederhanakan banyak proses perizinan. Indonesia perlu mengikuti langkah ini jika ingin mencapai target 8 persen ,” kata Martyn.

Sementara itu, inisiator Gerakan Tumbuh Bersama 8 persen Erwin Suryadi menekankan pentingnya kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil.

"Kita tidak bisa mencapai target pertumbuhan ini sendirian. Kolaborasi adalah kunci. Kita perlu memastikan bahwa setiap kebijakan yang dibuat mendukung inovasi dan pengembangan teknologi, serta menciptakan ruang bagi para pengusaha muda untuk berkembang,” ujar Erwin.

Baca juga: Repnas gelar job fair sebagai bentuk dukungan terhadap Prabowo-Gibran

Baca juga: Repnas nilai food estate program paling lengkap dari hulu ke hilir


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024