...untuk diesel kandungan sulfur kita masih di 2.000--3.000 ppm sedangkan yang sudah memenuhi standar Euro 4 adalah antara 50--500 ppm...

Jakarta (ANTARA News) - Kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia merupakan yang terendah di ASEAN karena sebagian besar masih menggunakan BBM bersubsidi yang tinggi kandungan sulfurnya, kata Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak Kementerian Lingkungan Hidup, Novrizal Tahar, Rabu.

"Contohnya untuk diesel kandungan sulfur kita masih di 2.000--3.000 ppm sedangkan yang sudah memenuhi standar Euro 4 adalah antara 50--500 ppm," kata Novrizal Tahar dalam persiapan pra-"Eco Driving" "perilaku mengemudi ramah lingkungan" bertepatan dengan penyelenggaraan Pekan Lingkungan Hidup Indonesia 2014.

Ia mengatakan, negara-negara tetangga seperti Singapura kandungan sulfur pada BBM-nya hanya 10 ppm, Tiongkok 50 ppm, Thailand 50 ppm, Jepang dan Korea 10 ppm.

Standar Euro 4 untuk BBM mulai diterapkan di ASEAN pada 2012 dan ditargetkan seluruh ASEAN akan menerapkan standar tersebut pada 2016.

Novrizal mengatakan, di Indonesia sekitar 97 persen masih menggunakan BBM bersubsidi yang kandungan sulfurnya lebih tinggi, sementara hanya 2,5-3,5 persen yang sudah menggunakan BBM non subsidi.

"Kalau kita banyak mengkonsumsi BBM bersubsidi maka akan menambah beban subsidi dan merusak lingkungan," katanya.

Selain itu, karena BBM subsidi kandungan sulfurnya tinggi maka emisi (gas buang) yang dihasilkan juga mencemari udara dan berdampak pada meningkatnya penyakit akibat polusi udara.

Dari penelitian yang dilakukan UNEP pada 2012, biaya kesehatan yang dikeluarkan warga Jakarta akibat pencemaran udara mencapai Rp38,5 triliun per tahun.

Selain itu WHO juga merilis setiap tahunnya tujuh juta jiwa meninggal akibat pencemaran udara. Dari jumlah tersebut 60.000 jiwa terjadi di Indonesia.
(D016)

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014