Dokter di Jakarta menghadapi berbagai kendala seperti macet, akibatnya sering telat, dan kalau berhadapan dengan pasien jarang ngomong
Jakarta (ANTARA News) - Cendekiawan Muslim dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra meminta agar dokter di perkotaan lebih humanis.
"Dokter di Jakarta menghadapi berbagai kendala seperti macet, akibatnya sering telat, dan kalau berhadapan dengan pasien jarang ngomong," ujar Azyumardi Azra dalam lokakarya pendidikan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Dokter, menurut Azyumardi Azra, memperlakukan pasien seolah-olah bukan makhluk yang bernyawa, yang mempunyai ruh dan otak.
"Makanya, pasien kita begitu mempunyai uang sendikit saja langsung pergi ke Penang, Bangkok, Melaka. Hal itu karena dokter di perkotaan tidak mengajak pasien bicara," katanya.
Azyumardi menambahkan perlakuan dokter seperti itu disebabkan karena mahalnya biaya pendidikan kedokteran. Untuk belajar kedokteran memerlukan biaya hingga ratusan juta.
"Investasi yang sudah dikeluarkan tersebut, mau tidak mau harus dikembalikan," tukas dia.
Oleh karenanya, dokter jarang mau jika ditempatkan di desa. Di kota pun dokter mengalami kendala macet dan praktik di berbagai tempat.
"Suasana fisik yang tidak memadai tersebut, membuat dokter tidak humanis," terang dia.
Sementara itu, Wakil Ketua AIPI Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan perlu perubahan paradigma dan pola pikir seorang dokter.
"Dari orientasi diri menjadi orientasi pasien. Begitu juga dengan pendidikan kedokteran harus berorientasi kepada pasien dan bukan kepada mahasiswa dan dosen," ujar Satryo.
Pewarta: Indriani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014